PENGARUH PAPARAN DEBU DAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KAPASITAS PARU PADA TENAGA KERJA DI UNIT PRODUKSI DI PT. INDUSTRI KAPAL INDONESIA (PERSERO) MAKASSAR TAHUN 2024 = THE INFLUENCE OF DUST EXPOSURE AND INDIVIDUAL CHARACTERISTICS ON LUNG CAPACITY IN WORKFORCE IN PRODUCTION UNITS AT PT. INDONESIAN SHIP INDUSTRY (PERSERO) MAKASSAR IN 2024

Ilma Helmalia Putri. PENGARUH PAPARAN DEBU DAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KAPASITAS PARU PADA TENAGA KERJA DI UNIT PRODUKSI DI PT. INDUSTRI KAPAL INDONESIA (PERSERO) MAKASSAR TAHUN 2024 (dibimbing oleh Masyitha Muis dan Syamsiar S. Russeng).

Latar Belakang. Paparan polutan membawa risiko infeksi saluran pernapasan atas. Penyakit saluran pernafasan merupakan penyakit akibat kerja yang ditemukan secara global di negara-negara berkembang. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh paparan debu dan karakteristik individu terhadap kapasitas paru pada tenaga kerja di unit produksi PT. industri kapal Indonesia (Persero) Makassar. Metode. Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan cross sectional study. Populasi penelitian adalah seluruh tenaga kerja bagian produksi di PT. Industri Kapal Indonesia (Persero) Makassar yaitu, sebanyak 100 pekerja dengan sampel berjumlah 72 dengan penggambilan sampel dengan metode menggunakan rumus lemeshow. Data diperoleh secara langsung dengan menggunakan alat dusttrak, spirometri, wawancara sesuai kuesioner. Analisis data dilakukan dengan menggunakan model chi‑square dan regresi logistik dengan nilai P 0,005, odds rasio (OR) dengan interval kepercayaan (CI) 95%, analisis jalur untuk mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung. Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif meliputi frekuensi, persentase, mean dan analisis regresi linier untuk variabel dan data dianalisis menggunakan SPSS 25.0 dan menggunakan analisis univariat, bivariat dan multivariat. Hasil. Hasil penelitian ini menunjukkan ada pengaruh paparan debu, (P=0,028), penggunaan APD (P=0,000), dan Riwayat penyakit (P=0,000). Sedangkan, masa kerja (P=0,267), kebiasaan merokok (P=1,000) dan kebiasaan olahraga (P=0,241) tidak berpengaruh secara positif dan signifikan dengan kapasitas paru; ada pengaruh masa kerja (P=0,019), penggunaan APD (P=0,000) dan Riwayat penyakit (P=0,000). Sedangkan paparan debu (P=0,115), kebiasaan merokok (P=1,000) dan kebiasaan olahraga (P=0,112) tidak berpengaruh secara positif dan signifikan dengan gangguan fungsi paru pada pekerja di PT IKI (Persero) Makassar. Kesimpulan. Kapasitas paru dapat dipengeruhi oleh paparan debu, riwayat penyakit, dan penggunaan APD, sedangkan gangguan fungsi paru dapat dipengaruhi oleh masa kerja, riwayat penyakit dan penggunaan APD. Oleh karena itu diharapkan pemeriksaan kesehatan secara berkala dan penyediaan alat pelindung diri (APD) bagi pekerja di unit produksi diperlukan untuk mengurangi risiko gangguan kapasitas paru dan fungsi paru.