Model Kesiapan Adopsi Inovasi Layanan Kesehatan terhadap Peningkatan Keunggulan Kompetitif Berkelanjutan pada Rumah Sakit Kepolisian di Indonesia = Model of Readiness to Adopt Health Service Innovations to Increase Sustainable Competitive Advantage in Police Hospitals in Indonesia

ASNANY. Model Kesiapan Adopsi Inovasi Layanan Kesehatan terhadap Peningkatan Keunggulan Kompetitif Berkelanjutan pada Rumah Sakit Kepolisian di Indonesia (Dibimbing oleh Alimin Maidin, Syahrir A. Pasinringi, dan Anwar Mallongi).

Strategi rumah sakit dalam meraih keunggulan kompetitif yang berkelanjutan dimaknai sebagai harmonisasi kolaboratif seluruh komponen di RS sehingga menghasilkan nilai tambah dalam berbagai aspek, salah satunya dengan menunjukkan kesiapan mengadopsi inovasi di layanan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model kesiapan adopsi inovasi layanan kesehatan terhadap peningkatan keunggulan kompetitif berkelanjutan pada rumah sakit kepolisian.

Metode penelitian ini adalah mixed methods dengan pendekatan exploratory sequential yang dimulai dengan desain kualitatif melalui pendekatan Rapid Assessment Procedures diikuti desain observasional bersifat analitik melalui rancangan cross-sectional. Tiga lokasi penelitian yakni RS Bhayangkara Tk. I Pusdokkes Polri, RS Bhayangkara Tk.II Makassar, RS Bhayangkara Tk.III Jayapura. Terdapat tiga jenis informan yaitu 4 orang informan kunci yaitu Karumkit/Wakarumkit Rumah Sakit Bhayangkara Tk. I, Tk.II dan Tk. III; 4 orang informan utama yaitu direktur fasyankes kementerian kesehatan, direktur RS pendidikan, direktur RS vertikal dan direktur RS swasta; 48 orang informan pendukung yakni kepala ruangan/kepala instalasi. Sampel dalam penelitian berjumlah 125 orang. Pengumpulan data menggunakan pedoman wawancara dan kuisioner. Analisis konten dilakukan untuk data kualitatif, untuk data kuantitatif dilakukan analisis faktor dan pemodelan menggunakan smart PLS.

Dari hasil analisis konten ditemukan bahwa tahap kesiapan adopsi inovasi di RS sudah establish dan memiliki similaritas pada komponen pengetahuan dengan sosialisasi, konfirmasi dengan evaluasi yang menjadi pertimbangan untuk mengganti nama komponen dalam model. Komponen tambahan yang spesifik untuk RS Kepolisian yaitu dua variasi sumber inovasi yakni dari kementerian kesehatan dan kedokteran kepolisian serta sistem komando. Komponen sosialisasi, persuasi, keputusan, implementasi dan evaluasi terbukti signifikan menyusun model kesiapan adopsi inovasi layanan Kesehatan di RS Kepolisian yang diberi nama sebagai model kesiapan adopsi inovasi Presisi. Komponen persuasi dan implementasi berpengaruh signifikan terhadap peningkatan keunggulan kompetitif berkelanjutan dengan arah pengaruh positif. Diharapkan agar model ini dapat dijadikan policy recommendation sebagai mekanisme yang mengoptimalkan kesiapan adopsi inovasi sekaligus sebagai strategi pendekatan dalam internalisasi budaya inovatif pada Rumah Sakit kepolisian di Indonesia.

Kata Kunci: Model Kesiapan Adopsi Inovasi Presisi, Keunggulan kompetitif berkelanjutan, Rumah Sakit Kepolisian.