Fermentasi Rumput Laut Gracilaria verrucosa Menggunakan Isolat Bakteri Selulolitik Dari Limbah Olahan Rumput Laut Sebagai Bahan Baku Pakan Ikan Baronang Emas, Siganus guttatus = Fermentation of Gracilaria verrucosa Using Cellulolytic Bacteria Isolated From Solid Waste of Seaweed Processing As Dietary Ingredient of Golden Rabbitfish, Siganus guttatus

Pengembangan budidaya ikan baronang perlu didukung ketersediaan pakan baik kuantitas dan kualitas yang memadai untuk menghasilkan pertumbuhan yang optimal. Salah satu bahan baku yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai bahan baku pakan adalah rumput laut Gracilaria verrucosa. Pemanfaatan rumput laut sebagai bahan baku pakan terkendala adanya kandungan serat yang tinggi. Proses fermentasi dengan bantuan mikroorganisme adalah salah satu cara untuk menurunkan kandungan serat. Tujuan penelitian adalah mengisolasi, mengkarakterisasi, menyeleksi dan mengidentifikasi bakteri selulolitik dari limbah padat olahan rumput laut untuk digunakan sebagai fermenter pada proses fermentasi rumput laut G. verrucosa sebagai bahan baku pakan ikan baronang emas, Siganus guttatus; menentukan pH media, waktu fermentasi dan perbandingan dosis G. verrucosa (G):inokulum bakteri (P) yang optimum dan mengevaluasi kinerja isolat bakteri selulolitik pada fermentasi rumput laut G. verrucosa; menentukan dosis tepung G. verrucosa fermentasi dalam formulasi pakan dan mengevaluasi performa pertumbuhan ikan baronang yang diberi pakan G. verrucosa fermentasi. Dari hasil isolasi diperoleh isolat bakteri dari genus Pseudomonas dengan tiga species yang teridentifikasi sebagai Pseudomonas sp., P. stutzeri dan P. aeruginosa. Isolat bakteri P. stutzeri (ISO2) dipilih sebagai fermenter karena memiliki indeks selulolitik (3,03±0,53) dan aktivitas CMCase tertinggi (1,20±0,07 U/mL/menit) dan tidak bersifat patogen bagi ikan baronang; dari hasil optimasi diperoleh hasil bakteri P. stutzeri dapat tumbuh optimal pada media dengan pH 8, waktu fermentasi optimum untuk menurunkan kandungan serat rumput laut G. verrucosa adalah selama 4 hari dengan kombinasi perbandingan G:P sebesar (150 g:10%). Serat tidak larut hemiselulosa lebih mudah mengalami degradasi oleh bakteri P. stutzeri dibandingkan selulosa dan lignin. Proses fermentasi menghasilkan vibrasi spektra Fourier Transform Infra Red (FTIR) yang menunjukkan adanya konversi serat rumput laut menjadi gula pereduksi. Dari gambaran hasil foto Scanning Electron Microscope (SEM), menunjukkan bahwa fermentasi mengakibatkan perubahan struktur permukaan dinding sel rumput laut yang menunjukkan adanya proses degradasi dinding sel; dosis tepung G. verrucosa fermentasi pada formulasi pakan yang menghasilkan pertumbuhan ikan baronang terbaik pada kisaran 20-25%. Adanya kandungan rumput laut G. verrucosa fermentasi dalam formulasi pakan dapat meningkatkan kandungan protein dan asam amino karkas ikan baronang.

Keywords : baronang emas, fermentasi, formulasi pakan, Gracilaria verrucosa, Pseudomonas stutzeri, Siganus guttatus