MODEL HYBRID TATA KELOLA HUTAN ADAT AMMATOA KAJANG DI KABUPATEN BULUKUMBA

Secara turun temurun Masyarakat Hukum Adat (MHA) Ammatoa Kajang telah mengelola hutan adat berbasis Pasang Ri Kajang. Berdasarkan penatagunaan kawasan hutan oleh pemerintah, wilayah MHA Ammatoa Kajang termasuk hutan produksi terbatas. Namun banyaknya keterlibatan pihak luar dinilai dapat mengancam kelestarian hutan adat Ammatoa Kajang. Tujuan dari penelitian ini adalah merumuskan model hybrid tata kelola hutan adat ammatoa kajang berbasis Pasang ri Kajang dengan tata kelola hutab berbasis kebijakan. Metode pengumpulan data melalui observasi, wawancara, kuesioner terbuka, dan penelusuran pustaka. Pemilihan responden berdasarkan karakterisitik dan pengetahuan masyarakat tentang Pasang dan penerapannya, anggota kelembagaan adat dan perempuan yang terlibat dalam kegiatan Ammatoa Kajang, aktor diluar adat yang memiliki pengetahuan dan pengalaman mengenai Pasang Ri Kajang. Analisis data yang digunakan adalah analisis potensi, kualitas dan legitimasi pemerintahan tata kelola hutan. Hasil analisis kualitas tata kelola hutan adat dari lima elemen, dapat disimpulkan bahwa kebijakan berbasis pemerintah lebih baik dari pada berbasis Pasang. Namun, keduanya termasuk dalam kategori tata kelola hutan good governance. Model hybrid mengakomodir kepentingan dan memberikan keuntungan masing-masing pihak. Baik kepentingan sosial, lingkungan maupun ekonomi secara berkelanjutan. Model hybrid tata kelola hutan adat dengan pengintegrasian kelebihan kedua basis tersebut, dapat disimpulan menjadi model tata kelola yang diharapkan dapat mendukung pelestarian hutan adat Ammatoa Kajang.