Produktivitas dan Karakteristik Ras Ulat Sutra (Bombyx mori L.) di Balai Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (BPSKL) Bili-Bili Kabupaten Gowa

Ulat sutra merupakan serangga yang dapat memproduksi atau mengeluarkan cairan yang mengandung protein yang merupakan bahan pembentukan kokon. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui jenis ulat sutra yang dikembangkan dan melihat produktivitas, karakteristik serta mutu kokon yang dihasilkan dari beberapa persilangan ras ulat sutra (BN2, BN3, BN7, BN167, AJ 5/F, Tosken 16x15, LN3 Putih Polos, PK01, NB18, dan PDL Putih) yang mempunyai karakter yang berbeda di Balai Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan saat ini. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Analysis of Varians (ANOVA). Apabila perlakuan menunjukkan hasil perbedaan nyata maka akan dilanjutkan dengan uji Tuckey. Parameter yang diukur pada penelitian ini yaitu Daya Tahan Ulat Sutra, Kualitas Kokon, Karakteristik Ulat Sutra, dan Karakteristik Kokonnya. Produktivitas daya tetas ras indukan ulat sutra tertinggi pada jenis BN2 yaitu 88,69% dan terendah jenis LN3 Putih Polos 36,55%. Karakteristik larva terpanjang jenis Tosken 16x15 dan terpendek jenis LN3 Putih Polos, sedangkan untuk warna larva dengan putih kebiruan (BN2, BN3, BN7, BN167), putih polos (AJ 5/F, LN3 Putih Polos), putih agak kebiruan (Tosken 16X15), dan putih (PK 01). Bentuk kokon yang dihasilkan dari beberapa jenis ulat yaitu lonjong dengan lekukan ditengah seperti kacang, lonjong, dan agak bulat. Berat kokon segar tertinggi pada jenis Tosken 16x15 yaitu 0,94 gr masuk dalam kelas D, berat kulit kokon tertinggi dengan jenis BN2 yaitu 0,21 gr. Persentase kokon cacat terendah pada jenis BN167 yaitu 0,47% masuk dalam kelas A, persentase kulit kokon tertinggi dengan jenis 22,29% yaitu BN3 masuk dalam kelas B.