ANALISIS DAN PENANGANAN RISIKO KESELAMATAN KONSTRUKSI PADA PROYEK GEDUNG DENGAN KONTRAK TERINTEGRASI RANCANG BANGUN DI TAHAPAN PELAKSANAAN = ANALYSIS AND HANDLING OF CONSTRUCTION SAFETY RISKS IN BUILDING PROJECTS WITH INTEGRATED DESIGN-BUILD CONTRACTS: IMPLEMENTASION STAGES

Indonesia saat ini sedang menggencarkan pembangunan infrastruktur untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berkontribusi besar dalam menciptakan pasar konstruksi. Sehingga untuk memenuhi tujuan tersebut pemerintah memperkenalkan suatu metode rancang bangun yang dianggap sebagai cara untuk mengurangi waktu konstruksi dan telah digunakan secara luas. Proyek konstruksi gedung memiliki ketahanan dan minat yang cukup tinggi, sehingga menjadi harapan besar bagi peningkatan kinerja proyek. Proyek konstruksi merupakan sektor pekerjaan yang memiliki tingkat risiko besar. Sehingga manajemen risiko sangat penting untuk mengidentifikasi, menganalisis, merespons, dan mengendalikan risiko digunakan metode Work Breakdown Structure (WBS) agar dapat dengan mudah diatur.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengindentifikasi risiko-risiko, menganalisis tingkat risiko dan mengembangkan penanganan risiko keselamatan konstruksi pada proyek gedung dengan kontrak terintegrasi rancang bangun di tahapan pelaksanaan.Metode yang digunakan yaitu studi literatur dan validasi pakar untuk mengidentifikasi risiko. Kemudian Survei kuisioner yang di analisis menggunakan metode analisis deskriptif dan metode Fuzzy untuk menganalisis tingkat risiko yang telah di validasi yang dilanjutkan dengan pengembangan tingkat risiko dengan menggunakan metode studi literatur serta validasi pakar.
Diperoleh hasil dari studi literatur sebanyak 412 variabel yang kemudian di validasi pakar diperoleh hasil sebanyak 282 variabel risiko yang berpengaruh pada proyek gedung dengan kontrak terintegrasi rancang bangun dan terdiri dari 10 variabel pekerjaan utama. Selanjutnya digunakan metode analisis deskriptif untuk menentukan modus dan tingkat risiko sehingga didapatkan sebanyak 112 variabel risiko kecil, 136 variabel risiko sedang, dan 34 variabel risiko besar. Dalam metode fuzzy didapatkan sebanyak 53 variabel risiko kecil, 196 variabel risiko sedang, dan 34 variabel risiko besar. Pengendalian risiko dilakukan dari tahap eliminasi, subsitusi, rekayasa teknis, administrasi, hingga alat perlindungan diri yang kemudian didapatkan hasil sebanyak 57 dengan menggunakan teori pareto sebesar 20% dari total 282 variabel selanjutnya dilakukan validasi pakar dan didapatkan pengendalian risiko yang dominan yaitu pengendalian administrasi.

Keywords : Manajemen Risiko, Rancang Bangun, Tahapan Pelaksanaan.