Studi Respon Spektrum Gempa pada Kota Makassar Menggunakan Metode Elastik Equivalent Linear = Study of Seismic Site Response in Makassar City Using Elastic Equivalent Linear Method

Kota Makassar sebagai ibukota provinsi Sulawesi Selatan terletak relatif jauh dari sumber seismik aktif namun bisa saja mengalami dampak gempa bumi yang dapat menyebabkan kerusakan struktur dan kerugian besar. Endapan permukaan yang lunak di Kota Makassar berpotensi menyebabkan efek pembesaran (amplifikasi) dan penurunan (de-amplifikasi) perambatan gelombang seismik yang merambat dari dasar batuan (bedrock) ke permukaan tanah. Oleh karena itu, dilakukan analisis untuk mengetahui pengaruh kondisi tanah terhadap besarnya amplifikasi melalui analisis respon spektrum menggunakan metode elastik ekuivalen linear. Pada penelitian ini, analisis respon spektrum dilakukan menggunakan software DEEPSOIL dengan metode elastik ekuivalen linear. Parameter tanah yang digunakan diperoleh melalui pengumpulan data geoteknik berupa data borelog dan data uji laboratorium. Selain itu, digunakan juga data geofisika berupa data kecepatan gelombang geser yang diperoleh dari hasil pengukuran Multichannel Analysis Surface Waves (MASW) serta data gempa hasil rekaman BMKG pada tahun 2015 yang diskalakan menjadi data gempa deterministik dan data gempa periode ulang 200 tahun. Hasil analisis respon spektrum ini kemudian dibandingkan dengan respon spektra desain berdasarkan SNI 1726:2019. Dari hasil analisis diperoleh bahwa kondisi tanah Kota Makassar berupa tanah lunak menyebabkan amplifikasi. Faktor amplifikasi untuk gempa deterministik pada periode pendek berkisar antara 2.726 – 4.397 dan pada periode panjang berkisar antara 1.458 – 2.005. Sedangkan faktor amplifikasi untuk gempa periode ulang 200 tahun pada periode pendek berkisar antara 1.715 – 2.428 dan pada periode panjang berkisar antara 1.706 – 2.566. Perbandingan respon spektra yang diperoleh dari penelitian dengan respon spektra desain berdasarkan SNI 1726:2019 menunjukkan bahwa hasil untuk gempa deterministik pada periode pendek dan periode panjang lebih kecil dari nilai percepatan spektra desain berdasarkan SNI 1726:2019. Sedangkan hasil untuk gempa periode ulang gempa 200 tahun pada periode pendek lebih besar dan pada periode panjang lebih kecil daripada nilai percepatan spektra desain berdasarkan SNI 1726:2019.

Keywords : gempa bumi, respon spektrum, amplifikasi, percepatan spektra