INTERVENSI AKSI BERGIZI PLUS UNTUK PERBAIKAN STATUS GIZI DAN KADAR HEMOGLOBIN REMAJA PUTRI DI PONDOK PESANTREN = THE INTERVENTION OF AKSI BERGIZI PLUS TO IMPROVE NUTRITIONAL STATUS AND HEMOGLOBIN LEVELS OF ADOLESCENT GIRLS IN ISLAMIC BOARDING SCHOOLS

Fina Astary. INTERVENSI AKSI BERGIZI PLUS UNTUK PERBAIKAN STATUS GIZI DAN KADAR HEMOGLOBIN REMAJA PUTRI DI PONDOK PESANTREN. (dibimbing oleh Rahayu Indriasari dan Veni Hadju).
Latar belakang. Masa remaja merupakan masa kritis yang membutuhkan kecukupan asupan makronutrien dan mikronutrien untuk mencapai pertumbuhan, perkembangan, dan kondisi kesehatan yang optimal pada masa dewasa. Masalah gizi remaja timbul karena perilaku gizi yang salah, diantaranya karena ketidakseimbangan antara konsumsi gizi dengan kecukupan gizi yang dianjurkan, sehingga menimbulkan masalah gizi kurang, gizi lebih, dan defisiensi mikronutrient yang sering termanifestasi menjadi anemia pada remaja. Perilaku gizi dan pola makan yang kurang baik ini dapat terjadi di lingkungan sekolah, salah satunya pesantren. Penyelenggaraan makanan di pesantren dapat memenuhi kebutuhan siswa serta berkonstribusi pada status gizi dan kecukupan gizi remaja. Tujuan. Menilai pengaruh intervensi Aksi Bergizi Plus terhadap perbaikan status gizi dan kadar hemoglobin remaja putri di pondok pesantren. Metode. Penelitian kuantitatif ini menyelidiki 53 remaja putri yang tinggal di pesantren dengan menggunakan rancangan satu grup pretest-postest. Intervensi Aksi Bergizi Plus termasuk memberikan edukasi tentang penyelenggaraan makanan melalui pendekatan personal, serta rekomendasi menu makanan untuk meningkatkan nilai gizi dari makanan yang diberikan kepada tenaga pelaksana penyelenggaraan makanan. Selain itu, edukasi tentang gizi seimbang dan suplementasi Multiple Micronutrient Suplement (MMS) dilakukan setiap minggu dengan menggunakan media edukasi kertas pendidikan (leaflet) yang berisi materi dari modul edukasi program Aksi Bergizi yang berfokus pada materi 1-18. Analisis data dilakukan dengan menggunakan SPSS 25 yang meliputi uji Shapiro-Wilk untuk uji normalitas, uji paired t-test dan uji Wilcoxon untuk menilai pengaruh sebelum dan sesudah intervensi, serta uji Repeated Measures Anova dan uji Friedman untuk menilai data asupan. Hasil. Terjadi peningkatan rata-rata z-score status gizi yaitu -0,208±1,08 (normal) menjadi -0,047±0,89 (normal), dengan nilai p-value = 0,031 (<0,05), dan peningkatan rata-rata kadar hemoglobin meningkat dari 11,9 g/dL (anemia) menjadi 12,6 g/dL (tidak anemia), dengan nilai p-value = 0,000 (<0,05). Hal ini menunjukkan terdapat perubahan status gizi dan hemoglobin sebelum dan sesudah intervensi. Kesimpulan. Intervensi Aksi Bergizi Plus di pesantren menunjukkan ada pengaruh yang signifikan terhadap perbaikan status gizi dan kadar hemoglobin remaja putri di pesantren.

Keywords : Anemia; Edukasi Gizi Seimbang; MMS; Remaja Putri; Pesantren