SEJARAH KOTA MAJENE: DARI TANGSI MILITER MENJADI IBU KOTA AFDEELING MANDAR TAHUN 1905-1942


Darwan, Muhammad (2024) SEJARAH KOTA MAJENE: DARI TANGSI MILITER MENJADI IBU KOTA AFDEELING MANDAR TAHUN 1905-1942. Skripsi thesis, Universitas Hasanuddin.

[thumbnail of F061181307_skripsi_29-02-2024 Cover1.jpg]
Preview
Image
F061181307_skripsi_29-02-2024 Cover1.jpg

Download (252kB) | Preview
[thumbnail of F061181307_skripsi_29-02-2024 Bab 1-2.pdf] Text
F061181307_skripsi_29-02-2024 Bab 1-2.pdf

Download (1MB)
[thumbnail of F061181307_skripsi_29-02-2024.pdf] Text
F061181307_skripsi_29-02-2024.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (4MB)
[thumbnail of F061181307_skripsi_29-02-2024 Dapus.pdf] Text
F061181307_skripsi_29-02-2024 Dapus.pdf

Download (1MB)

Abstract (Abstrak)

ABSTRAK Muhammad Darwan, F061181307, “Sejarah Kota Majene: Dari Tangsi Militer Menjadi Ibu Kota Afdeeling Mandar Tahun 1905-1942”, dibimbing oleh Dr. Ilham, S.S., M.Hum dan Dr. Ida Liana Tanjung, M.Hum. Penelitian ini mengkaji tentang perluasan ekspansi Kolonial Belanda di Majene, perubahan tata ruang Majene setelah menjadi Ibu Kota Afdeeling Mandar, dan pembangunan infrastruktur kota yang dibangun oleh Pemerintah Kolonial Belanda. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah. Metode ini dimulai dari penelusuran sumber tulisan berupa arsip, dokumen, foto, artikel, majalah, buku dan jurnal dari penelusuran arsip dan pustaka. Sumber tulisan tersebut diperoleh dari Badan Arsip dan Perpustakaan Daerah Sulawesi Selatan, KITLV, Delpher, Perpustakaan Universitas Hasanuddin, dan jurnal online. Setelah melakukan penelusuran sumber dilanjutkan dengan kritik sumber, interpretasi dan penulisan sejarah. Hasil dari penelitian ini adalah perluasan ekspansi Kolonial Belanda di Majene pada tahun 1905-1908 dilakukan melalui ekspedisi militer yang dimulai pada tahun 1905. Ekspedisi militer tersebut mendapatkan perlawanan dari masyarakat Majene sehingga memakan korban dari kedua pihak. Namun, pihak Kolonial Belanda berhasil menguasai Majene pada tahun 1908 dengan ditangkapnya I Calo Ammana Wewang kemudian diasingkan ke Belitung. Keberadaan pemerintah kolonial di Majene menyebabkan perubahan pada tata ruang kota prakolonial menjadi tata ruang kota kolonial. Pemerintah kolonial melakukan pemindahan pusat kota yang awalnya berada di Salabose ke Pangali-ali yang berada di sekitar Pelabuhan Majene. Pemindahan tersebut menjadi titik awal perkembangan tata ruang di sekitar pusat kota kolonial, seperti munculnya kawasan perkantoran, permukiman dengan segregasi ras terutama permukiman orang Eropa, jaringan jalan yang dibuat membentuk petak-petak, serta pasar dan pelabuhan sebagai pusat perekonomian. Perubahan wujud struktural Majene dapat dilihat secara fisik pembangunan infrastruktur kota seperti jaringan jalan, tangsi militer, kantor asisten residen, rumah sakit, sekolah, kantor pos, rumah dinas asisten residen Mandar, rumah dinas dokter, rumah pegawai kolonial, pelabuhan, dan jaringan air minum. Pembangunan infrastruktur kota terus dikakukan oleh pemerintah kolonial selama berkuasa di Majene. Infrastruktur yang dibangun seperti jaringan jalan, tangsi militer, kantor asisten residen,rumah dinas asisten residen, rumah dinas dokter, sekolah, rumah sakit, permukiman orang Eropa, dan jaringan air minum.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Subjects: P Language and Literature > PN Literature (General)
Divisions (Program Studi): Fakultas Ilmu Budaya > Ilmu Sejarah
Depositing User: - Andi Anna
Date Deposited: 23 Jul 2024 02:22
Last Modified: 23 Jul 2024 02:22
URI: http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/35295

Actions (login required)

View Item
View Item