GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN PERAWAT DALAM SCREENING RESIKO DIABETIC FOOT ULCER PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI PUSKESMAS KOTA MAKASSAR

Riska Damayanti. R011191072. GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN PERAWAT DALAM SCREENING RESIKO DIABETIC FOOT ULCER PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI PUSKESMAS KOTA MAKASSAR, Dibimbing oleh Saldy Yusuf dan Dr. Andina Setyawati Latar Belakang: Prevalensi diabetes diperkirakan akan terus meningkat hingga mencapai 643 juta pada tahun 2030 dan 783 juta di tahun 2045. Tingginya prevalensi diabetes melitus jika tidak ditangani dengan baik akan menyebabkan komplikasi yang selalu menjadi masalah yaitu Diabetic Foot Ulcer (DFU). Dengan meningkatnya prevalensi DFU, maka pencegahan terjadinya resiko DFU sangat penting dilakukan. Salah satu upaya pencegahan yang dapat dilakukan yaitu dengan skrining kaki diabetes. Oleh sebab itu, maka dibutuhkan pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan skrining kaki diabetes oleh tenaga kesehatan. Tujuan: Untuk mengidentifikasi tingkat pengetahuan dan keterampilan perawat dalam screening resiko DFU pada pasien diabetes melitus.
Metode: Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian deskriptif, pengambilan sampel menggunakan teknik non-probability sampling dengan metode purposive sampling dan didapatkan total responden sebanyak 53. Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner dan pertanyaan terbuka dengan analisis data univariat.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan responden tentang pencegahan luka kaki diabetik di Puskesmas Kota Makassar mayoritas memiliki pengetahuan kurang sebanyak 27 orang (50,9%) dan responden yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 10 orang (18,9%). Kemudian responden mampu mengidentifikasi hal apa saja yang penting di inspeksi dan palpasi untuk mendeteksi risiko luka kaki diabetes yaitu kesehatan kaki pada penderita diabetes dalam hal ini yaitu menginspeksi dengan tepat warna dan kondisi kulit pasien misalnya kemerahan atau adanya luka, lecet, dan kapalan serta adanya infeksi dan mempalpasi denyut nadi di kaki, terutama di arteri dorsalis pedis dan memeriksa suhu kaki pada penderita diabetes. Kesimpulan dan Saran: Tingkat pengetahuan responden didapatkan sebagian besar memiliki pengetahuan kurang terutama pada domain pertanyaan senam kaki, kontrol gula darah dan deteksi risiko. Pada penilaian keterampilan, perawat mampu melakukan pencegahan luka kaki diabetes dilihat berdasarkan jawaban dari responden. Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi atau data pendukung pada penelitian selanjutnya.