Fikri, Fikri (2024) Hubungan Kondisi Padang Lamun Dengan Penggunaan Jangkar Kapal Di Pulau Kulambing, Kabupaten Pangkep. Skripsi thesis, Universitas Hasqanuddin.
L011181320_skripsi_02-01-2024 cover1.png
Download (145kB) | Preview
L011181320_skripsi_02-01-2024 1-2.pdf
Download (1MB)
L011181320_skripsi_02-01-2024 dp.pdf
Download (462kB)
L011181320_skripsi_02-01-2024.pdf
Restricted to Registered users only
Download (2MB)
Abstract (Abstrak)
Lamun adalah satu-satunya jenis tumbuhan berbunga (Spermatophyta) yang dapat hidup secara efektif dalam berbagai kondisi lingkungan laut, mulai dari perairan payau dengan kadar salinitas rendah hingga perairan dengan salinitas tinggi (Halofitik).
Kehadiran lamun dalam ekosistem perairan sangat krusial karena berperan sebagai produsen utama bagi berbagai makhluk laut. Kegiatan manusia yang terus berlangsung di permukaan perairan dapat berdampak negatif pada organisme yang ada di dasar laut, terutama lamun yang sangat rentan terhadap gangguan. Salah satu
kerusakan umum pada lamun adalah ketika jangkar kapal yang diikatkan pada area lamun diangkat, menyebabkan lamun tercabut secara bertahap. Akibatnya, area lamun yang tercabut akan menjadi rusak dan tidak lagi mendukung pertumbuhan lamun. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui kondisi padang lamun (identifikasi jenis, kerapatan dan tutupan) akibat penggunaan jangkar kapal di Pulau Kulambing, Kabupaten Pangkep. Pendataan lamun menggunakan transek kuadran 50x50 cm, dengan Panjang area pengamatan 50 m dan diperoleh 6 titik penempatan transek.
Pengamatan jangkar kapal meliputi jenis kapal, jumlah kapal, jenis jangkar beserta ukuran jangkar kapal dilakukan secara in-situ. Pengamatan scars dilakukan pada setiap stasiun dengan menghitung jumlah scars dan luasannya serta mendokumentasikannya. Parameter lingkungan meliputi suhu, salinitas, arus, substrat dan nutrient. Analisis yang digunakan yaitu uji ANOVA dan uji tukey. Jenis lamun yang umum didapatkan di Pulau Kulambing yaitu Enhalus acroides, Thalassia hemprichi dan
Cymodocea rotundata. Kerapatan lamun di masing-masin stasiun memiliki perbedaan, stasiun 1 sebesar 155.33, stasiun 2 sebesar 23.33 dan stasiun 3 sebesar 218.44. Hasil perhitungan tutupan lamun diketahui bahwa stasiun 2 memiliki tutupan terendah
sebesar 1.54 dan stasiun 3 yang tertinggi dengan nilai tutupan sebesar 9.78. Daerah lamun yang menjadi tempat berlabuhnya kapal-kapal nelayan yang memberikan dampak terhadap kondisi lamun yang ditemukannya jumlah scars di daerah lamun dengan luasan tertinggi berada di stasiun 3 dengan luasan 504 m2.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Subjects: | S Agriculture > SH Aquaculture. Fisheries. Angling |
Divisions (Program Studi): | Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan > Ilmu Kelautan |
Depositing User: | Nasyir Nompo |
Date Deposited: | 27 Jun 2024 06:31 |
Last Modified: | 27 Jun 2024 06:31 |
URI: | http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/34694 |