Tuwo, Mustika (2024) ANALISIS KERAGAMAN JERUK LOKAL (Citrus spp.) SULAWESI SELATAN, DETEKSI MOLEKULER KEBERADAAN CVPD DAN POTENSI PENGEMBANGANNYA MELALUI TEKNIK KULTUR IN VITRO = DIVERSITY ANALYSIS OF LOCAL ORANGE (Citrus spp.) IN SOUTH SULAWESI, MOLECULAR DETECTION OF CVPD, AND ITS POTENTIAL CULTIVATION USING TISSUE CULTURE. Disertasi thesis, Universitas Hasanuddin.
P013201005_disertasi_13-03-2024 cover1.png
Download (457kB) | Preview
P013201005_disertasi_13-03-2024 1-2.pdf
Download (2MB)
P013201005_disertasi_13-03-2024 dp.pdf
Download (8MB)
P013201005_disertasi_13-03-2024.pdf
Restricted to Repository staff only until 27 February 2026.
Download (12MB)
Abstract (Abstrak)
Latar belakang. Jeruk merupakan komoditas penting di Sulawesi Selatan dengan banyak varietas. Namun, tantangan utama dalam produksinya adalah penyebaran penyakit CVPD. Tujuan. Penelitian ini bertujuan menentukan keragaman jeruk lokal yang terdapat di Sulawesi Selatan; mendeteksi keberadaan pathogen CVPD Candidatus Liberibacter asiaticus melalui PCR pada sentra pertanaman jeruk di Sulawesi Selatan; serta menentukan konsentrasi BAP yang tepat terhadap pertumbuhan in vitro varietas jeruk lokal Sulawesi. Metode. Untuk mencapai ketiga tujuan tersebut, penelitian ini menggunakan analisis pengelompokan berdasarkan metode UPGMA, PCoA, analisis deskriptif, dan SPSS. Hasil. Keragaman genetik jeruk di Sulawesi Selatan menunjukkan variabilitas. Variasi genetik yang berbeda dalam varietas jeruk dapat menyebabkan perbedaan dalam respon tanaman terhadap infeksi penyakit. Hasil deteksi molekuler menunjukkan terdapat varietas jeruk positif mengandung bakteri Candidatus Liberibacter asiaticus dengan munculnya fragmen DNA pada ukuran 1160 bp. Varietas jeruk tersebut adalah jeruk nipis, jeruk siam, jeruk keprok batu 55 dan jeruk keprok selayar yang masing-masing berasal dari Kabupaten Sidrap, Luwu Utara dan Bantaeng. Namun, hasil pengamatan serangga vektor di lapangan tidak ditemukan Diaphorina citri di lima lokasi areal pertanaman jeruk. Kemungkinan inokulum CVPD berasal dari penyebaran tunas terinfeksi melalui okulasi atau grafting. Beberapa upaya telah dilakukan untuk mengendalikan penyakit CVPD, namun demikian penyakit CVPD masih ditemukan diberbagai sentra pertanaman jeruk. Strategi pengendalian secara holistik diperlukan dalam pengelolaan penyakit CVPD. Tindakan strategis yang dapat dilakukan adalah produksi tanaman jeruk bebas patogen melalui kultur in vitro. Regenerasi tanaman melalui kultur in vitro melibatkan penggunaan zat pengatur tumbuh (ZPT) untuk memacu pertumbuhan tanaman. Penambahan BAP sebagai ZPT pada medium kultur jaringan memberikan pengaruh yang signifikan pada pada pertumbuhan tunas jeruk pamelo pangkep merah pada konsentrasi 1.5 ppm serta pertumbuhan jumlah tunas dan daun jeruk keprok selayar pada konsentrasi 2 ppm. Kesimpulan. Keragaman genetik jeruk di Sulawesi Selatan tergolong sedang dan terdapat sampel postif CVPD melalui deteksi molekuler tetapi tidak ditemukan vektor. BAP 1,5 dan 2 ppm masing-masing memberikan pengaruh pertumbuhan pada jeruk pamelo merah pangkep dan jeruk keprok selayar.
Item Type: | Thesis (Disertasi) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | BAP, Candidatus Liberibacter asiaticus; keragaman; mikropropagasi |
Subjects: | S Agriculture > S Agriculture (General) |
Divisions (Program Studi): | Program Pascasarjana > Ilmu Pertanian |
Depositing User: | Andi Milu |
Date Deposited: | 14 Jun 2024 01:16 |
Last Modified: | 14 Jun 2024 01:20 |
URI: | http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/34177 |