ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI MINYAK KELAPA DI KABUPATEN GORONTALO UTARA (Studi Kasus: Industri Rumah Tangga Ibu Ratna dan Industri Kecil Mikas) = FEASIBILITY ANALYSIS OF COCONUT OIL AGROINDUSTRY DEVELOPMENT IN GORONTALO UTARA REGENCY (Case aStudy of Mrs. Ratna's Home Industry and Mikas Small Industry)

Gorontalo Utara memiliki potensi besar dalam agroindustri minyak kelapa namun belum maksimal dalam pengembangan produk yang sesuai standar sehingga perlu dilakukan analisis tentang kelayakan pengembangan agroindustri di Kabupaten Gorontalo Utara dengan tahapan sebagai berikut: analisis proses pengolahan, analisis mutu produk, analisis kelayakan usaha, rencana pengembangan. Metode Penelitian ini dilakukan secara deskriptif-analitis. Pendekatan deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai aspek teknologi pengolahan minyak kelapa pada skala industri rumah tangga dan industri kecil. Pendekatan analitis kemudian digunakan untuk menganalisis data secara lebih mendalam, terutama terkait dengan dampak ekonomi. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa proses produksi minyak kelapa industri rumah tangga milik Ibu Ratna maupun industri kecil Mikas melakukan proses pengendapan kurang lebih 20 jam untuk memisahkan air dan krim santan. Sampel minyak kelapa produksi industri rumah tangga milik Ibu Ratna memiliki bilangan peroksida 0,56 meq/kg, asam lemak bebas 0,52%, kejernihan – 89,3 %T dan kadar air 0,24 - 0,28 %. Industri kecil Mikas, bilangan peroksida 1,70 – 3,40 meq/kg, kadar asam lemak bebas 0,83 – 1,19 %, Kejernihan 84,4 – 85,8 %T serta kadar air 0,21 – 0,34 %. Dari analisis tersebut disimpulkan bahwa perlu dilakukan proses pemurnian. Perencanaan pengembangan agroindustri di Kabupaten Gorontalo Utara layak di laksanakan jika biaya investasi untuk industri rumah tangga Rp 16.832.600 dengan kapasitas produksi 4.608 Liter/tahun . Break Even Point (BEP) produksi yaitu sebanyak 9.634 liter atau 19.269 Botol senilai Rp 289.031.185.dan industri kecil Rp 392.022.400 dengan kapasitas produksi 13.293 Liter/tahun dengan Break Even Point (BEP) produksi yaitu sebanyak 12.560 liter atau 25.121 Botol senilai Rp 628.014.354.

Keywords : kualitas minyak, kelayakan usaha, industri kecil