Asmawaty, Yana (2023) Hubungan antara Terapi Medik Gizi terhadap Monocyte To Lymphocyte Ratio (MLR) dan Lama Rawat pada Pasien Rawat Inap HIV/Tuberkulosis Paru = Association of Medical Nutrition Therapy on Monocyte to Lymphocyte Ratio (MLR) and Length of Stay in HIV/Lung Tuberculosis Hospitalized Patients. Thesis thesis, Universitas Hasanuddin.
C175181003_tesis_27-09-2023 caver1.jpg
Download (309kB) | Preview
C175181003_tesis_27-09-2023 bab 1-2.pdf
Download (816kB)
C175181003_tesis_27-09-2023 dp.pdf
Download (165kB)
C175181003_tesis_27-09-2023.pdf
Restricted to Repository staff only until 19 April 2026.
Download (1MB)
Abstract (Abstrak)
Latar Belakang
HIV/AIDS dan Tuberkulosis (TB) Paru merupakan penyakit infeksi yang beresiko untuk terjadinya malnutrisi. Monocyte to Lymphocyte Ratio (MLR) terbukti menjadi parameter hematologi dan inflamasi baru, yang dapat memprediksi perkembangan penyakit TB pada anak-anak dan orang dewasa. Pada perawatan di rumah sakit, peran terapi medik gizi dapat membantu memperbaiki kondisi klinis pasien dengan mencegah malnutrisi, mempertahankan agar tidak memperparah malnutrisi, menurunkan proses inflamasi dan membantu memperpendek lama rawat inap di rumah sakit.
Tujuan
Menganalisis hubungan antara terapi medik gizi terhadap MLR dan lama rawat inap pada pasien rawat inap HIV/TB Paru.
Metode
Studi kohort retrospektif menggunakan data rekam medis 59 pasien rawat inap di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar dengan diagnosis HIV/TB Paru tahun 2018 – 2021. Semua pasien mendapatkan terapi medik gizi. Pada pengambilan sampel, usia, jenis kelamin, lama rawat inap, status gizi, asupan makronutrien dan mikronutrien/fitonutrien, darah lengkap dicatat dalam buku register. MLR dihitung dari hasil pemeriksaan darah lengkap.
Hasil
Usia rata-rata pasien HIV/TB paru adalah 35.23 ± 8.8 tahun, 74.6% laki-laki, 62.7% berada pada HIV stadium 4 menurut WHO, 64.4% dengan TB paru bakteriologis kasus baru, 64.41% dengan malnutrisi berat, dan rata-rata lama rawat inap 16.07 ± 6.64 hari. Didapatkan peningkatan yang bermakna secara statistik pada asupan kalori, protein, karbohidrat dan lemak setelah intervensi gizi (p = < 0.001). Pada jalur pemberian nutrisi, rata-rata asupan protein lebih tinggi pada jalur EN kombinasi PN (p = 0.011), rata-rata asupan lemak lebih tinggi pada jalur EN (p = 0.044), tidak ada perbedaan yang bermakna pada asupan kalori dan karbohidrat. Terjadi penurunan MLR setelah intervensi gizi (p = 0.001). Terdapat korelasi negatif antara asupan protein maksimal dan MLR (r = -0.232, P = 0.077). Analisis regresi linier menunjukkan bahwa asupan protein maksimal merupakan faktor independen dalam prediksi MLR. Tidak ditemukan hubungan yang bermakna secara statistik antara malnutrisi, hari konsul gizi, rata-rata asupan kalori awal, rata-rata asupan kalori dan protein selama intervensi gizi dengan lama rawat inap. Tetapi pasien dengan malnutrisi berat memiliki lama rawat inap ≥ 14 hari, pasien dengan hari konsul < 4 hari memiliki lama rawat inap < 14 hari, dan rata-rata asupan kalori awal sedikit lebih tinggi pada pasien dengan lama rawat inap < 14 hari.
Kesimpulan
Terapi medik gizi berperan dalam menurunkan MLR dan dapat membantu menurunkan lama rawat inap pasien HIV/TB Paru.
Kata Kunci: Terapi Medik Gizi, MLR, Lama Rawat Inap, HIV, TB Paru.
Item Type: | Thesis (Thesis) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Medical Nutrition Therapy, MNT, MLR, Length of Stay, HIV, Pulmonary TB. |
Subjects: | R Medicine > R Medicine (General) |
Divisions (Program Studi): | Fakultas Kedokteran > PPDS - Ilmu Gizi Klinik |
Depositing User: | S.Sos Rasman - |
Date Deposited: | 04 Jun 2024 07:53 |
Last Modified: | 04 Jun 2024 07:53 |
URI: | http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/33773 |