HUBUNGAN MORFOLOGI BLEB (MENGGUNAKAN OPTICAL COHERENCE TOMOGRAPHY SEGMEN ANTERIOR) DENGAN TEKANAN INTRA OKULAR SETELAH TRABEKULEKTOMI = The Relationship between Bleb Morphology (Using Anterior Segment Optical Coherence Tomography) With Intra Ocular Pressure After Trabeculectomy


Lestari, Irnawanti (2022) HUBUNGAN MORFOLOGI BLEB (MENGGUNAKAN OPTICAL COHERENCE TOMOGRAPHY SEGMEN ANTERIOR) DENGAN TEKANAN INTRA OKULAR SETELAH TRABEKULEKTOMI = The Relationship between Bleb Morphology (Using Anterior Segment Optical Coherence Tomography) With Intra Ocular Pressure After Trabeculectomy. Thesis thesis, Universitas Hasanuddin.

[thumbnail of Cover] Image (Cover)
C025172006_tesis_05-01-2023 cover1.jpg

Download (285kB)
[thumbnail of Bab 1-3] Text (Bab 1-3)
C025172006_tesis_05-01-2023 bab 1-3.pdf

Download (32MB)
[thumbnail of Dapus] Text (Dapus)
C025172006_tesis_05-01-2023 dp.pdf

Download (196kB)
[thumbnail of Full Text] Text (Full Text)
C025172006_tesis_05-01-2023.pdf
Restricted to Repository staff only until 21 March 2026.

Download (37MB)

Abstract (Abstrak)

Pendahuluan: Keberhasilan trabekulektomi bergantung dari terbentuknya bleb yang berfungsi mengalirkan humor akuos dari dalam mata. Menyadari pentingnya penampilan bleb, sejumlah sistem klasifikasi telah diusulkan untuk menilai morfologi bleb. Optical Coherence Tomography segmen anterior memungkinkan untuk melihat struktur internal bleb.
Tujuan: Mengetahui hubungan morfologi bleb (menggunakan OCT segmen anterior) dengan tekanan intra okular setelah trabekulektomi.
Metode: Dua puluh mata dari 16 pasien dilakukan trabekulektomi yang dimasukkan dalam penelitian cohort prospective ini. Keberhasilan pembedahan didefinisikan sebagai tekanan intra okular (TIO)≤15 mm Hg tanpa adanya penggunaan obat anti glaukoma atau operasi glaukoma tambahan pada 2 bulan setelah trabekulektomi. Bleb diperiksa menggunakan OCT segmen anterior spectral domain dan dievaluasi secara kuantitatif, termasuk tinggi bleb, panjang bleb, dan ketebalan dinding bleb, serta secara kualitatif, termasuk striping phenomenon, shading phenomenon dan cyst-like structure pada 2 minggu dan 2 bulan setelah trabekulektomi.
Hasil: Rerata penurunan TIO setelah trabekulektomi sebesar 47,8%. Kelompok bleb sukses sebanyak 12 sampel (60%) dan 8 sampel (40%) pada kelompok bleb gagal. Pada 2 minggu setelah trabekulektomi didapatkan perbedaan yang signifikan pada gambaran striping phenomenon antara kelompok bleb sukses yang didapatkan pada 12 sampel dan kelompok bleb gagal didapatkan pada 2 sampel, dengan nilai p = 0,001. Pada 2 bulan setelah trabekulektomi didapatkan perbedaan yang signifikan mengenai tinggi bleb (p=0,004) dan gambaran striping phenomenon (p=0,02).
Kesimpulan: Trabekulektomi sebagai tindakan pembedahan dalam bidang glaukoma efektif menurunkan tekanan intra okular. Bleb yang tinggi dengan gambaran striping phenomenon terkait erat dengan fungsi bleb yang baik pada 2 bulan setelah trabekulektomi. Adanya gambaran striping phenomenon pada 2 minggu setelah trabekulektomi dapat memprediksi kontrol tekanan intra okular yang baik pada 2 bulan setelah trabekulektomi. Kata Kunci: Trabekulektomi, morfologi bleb, Optical Coherence Tomography segmen anterio

Item Type: Thesis (Thesis)
Uncontrolled Keywords: Trabeculectomy, bleb morphology, anterior segment optical coherence tomography
Subjects: R Medicine > R Medicine (General)
Divisions (Program Studi): Fakultas Kedokteran > PPDS Ilmu Penyakit Mata
Depositing User: S.Sos Rasman -
Date Deposited: 30 May 2024 01:01
Last Modified: 30 May 2024 01:01
URI: http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/33453

Actions (login required)

View Item
View Item