MASTITIS SUBKLINIS PADA SAPI PERAH (Friesian holstein) DI BBPTUHPT LIMPAKUWUS KECAMATAN BATURRADEN, KABUPATEN PURWOKERTO, JAWA TENGAH = Subclinical Mastitis in Dairy Cattle (Friesian Holstein) at BBPTUHPT Farm Limpakuwus, Baturraden District, Purwokerto Regency, Central Java.


Pole, Mukh. Yusuf Kadir (2022) MASTITIS SUBKLINIS PADA SAPI PERAH (Friesian holstein) DI BBPTUHPT LIMPAKUWUS KECAMATAN BATURRADEN, KABUPATEN PURWOKERTO, JAWA TENGAH = Subclinical Mastitis in Dairy Cattle (Friesian Holstein) at BBPTUHPT Farm Limpakuwus, Baturraden District, Purwokerto Regency, Central Java. Skripsi thesis, Universitas Hasanuddin.

[thumbnail of Cover] Image (Cover)
C024211018_skripsi_30-12-2022 cover1.jpg

Download (203kB)
[thumbnail of Bab 1-3] Text (Bab 1-3)
C024211018_skripsi_30-12-2022 bab 1-3.pdf

Download (1MB)
[thumbnail of Dapus] Text (Dapus)
C024211018_skripsi_30-12-2022 dp.pdf

Download (1MB)
[thumbnail of Full Text] Text (Full Text)
C024211018_skripsi_30-12-2022.pdf
Restricted to Repository staff only until 21 March 2026.

Download (3MB)

Abstract (Abstrak)

Mastitis subklinis atau Subclinical mastitis (SCM) merupakan penyakit yang sering menyerang sapi perah laktasi dan berpotensi menurunkan produksi sehingga menimbulkan kerugian ekonomi bagi peternak. Mastitis subklinis yang paling umum disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus, Streptococcus agalactiae dan bakteri Coliform, seperti Escherichia coli. Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui tanda klinis, cara mendignosa dan penanganan yang tepat pada sapi dengan kasus mastitis subklinis. Metode diagnosa yang digunakan pada kasus ini ialah dengan melakukan pemeriksaan menggunakan reagen California mastitis test (CMT). Pada pemeriksaan ini, dilakukan identifikasi sapi dengan penanda telinga 5501 yang dinyatakan positif dengan skala CMT +++ (sedang) pada ambing kiri depan, dan skala CMT ++ (ringan) pada ambing kiri belakang. Sapi tampak normal tanpa adanya tanda-tanda inflamasi pada ambing. Kasus ini ditangai dengan pemberian antibiotik Terrexine LC., yang memiliki kandungan zat aktif berupa Cefalexin (200 mg) dan Kanamycin monosulphate (100,000 I.U). Tatalaksana pengobatan dilakukan dengan injeksi intramammary Terrexine LC. (10 g), dengan frekuensi terapi sebanyak 3 kali setiap 12 jam (post-milking). Metode pencegahan dilakukan dengan teat dipping, dengan menggunakan Povidone iodine 1%, serta pemisahan kandang antara sapi yang sehat dengan sapi yang positif mengalami mastitis subklinis.

Keywords : Mastitis subklinis, CMT, terrexine LC, teat dipping

Item Type: Thesis (Skripsi)
Uncontrolled Keywords: Subclinical mastitis, CMT, terrexine LC, teat dipping
Subjects: R Medicine > R Medicine (General)
Divisions (Program Studi): Fakultas Kedokteran > Profesi Dokter Hewan
Depositing User: S.Sos Rasman -
Date Deposited: 30 May 2024 00:46
Last Modified: 30 May 2024 00:46
URI: http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/33438

Actions (login required)

View Item
View Item