RETINAL NERVE FIBER LAYER THICKNESS (RNFL-t) DAN GANGLION CELL COMPLEX THICKNESS (GCC-t) SEBAGAI BIOMARKER PROGNOSIS PADA PASIEN DIABETES MELITUS: SEBUAH KAJIAN SISTEMATIS DAN META-ANALISIS = RETINAL NERVE FIBER LAYER THICKNESS (RNFL-t) AND GANGLION CELL COMPLEX THICKNESS (GCC-t) AS PROGNOSTIC BIOMARKERS IN DIABETES MELLITUS PATIENTS: A SYSTEMATIC REVIEW AND META-ANALYSIS


Loa, Raimond (2022) RETINAL NERVE FIBER LAYER THICKNESS (RNFL-t) DAN GANGLION CELL COMPLEX THICKNESS (GCC-t) SEBAGAI BIOMARKER PROGNOSIS PADA PASIEN DIABETES MELITUS: SEBUAH KAJIAN SISTEMATIS DAN META-ANALISIS = RETINAL NERVE FIBER LAYER THICKNESS (RNFL-t) AND GANGLION CELL COMPLEX THICKNESS (GCC-t) AS PROGNOSTIC BIOMARKERS IN DIABETES MELLITUS PATIENTS: A SYSTEMATIC REVIEW AND META-ANALYSIS. Skripsi thesis, Universitas Hasanuddin.

[thumbnail of Cover]
Preview
Image (Cover)
C011191230_skripsi_30-12-2022 cover1.jpg

Download (303kB) | Preview
[thumbnail of Bab 1-3] Text (Bab 1-3)
C011191230_skripsi_30-12-2022 bab 1-3.pdf

Download (772kB)
[thumbnail of Dapus] Text (Dapus)
C011191230_skripsi_30-12-2022 dp.pdf

Download (218kB)
[thumbnail of Full Text] Text (Full Text)
C011191230_skripsi_30-12-2022.pdf
Restricted to Repository staff only until 6 March 2026.

Download (1MB)

Abstract (Abstrak)

Latar belakang: Diabetes merupakan penyakit metabolik kronik yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah. Secara luas, diabetes telah diakui sebagai epidemi baru yang memiliki dampak kumulatif di hampir setiap negara, kelompok usia, dan ekonomi di seluruh dunia. Penyakit diabetes mempunyai prognosis buruk apabila tidak mendapatkan perawatan segera. Diabetes yang berlangsung lama dapat menyebabkan berbagai komplikasi. Komplikasi kronis diabetes secara luas dibagi menjadi mikrovaskular dan makrovaskular, dengan komplikasi mikrovaskular memiliki prevalensi yang jauh lebih tinggi daripada komplisasi makrovaskular. Komplikasi mikrovaskular meliputi neuropati, nefropati, dan retinopati. Diagnosis dini DPN (Diabetic Perifer Neurophaty) dianggap sebagai kunci untuk mengurangi komplikasi jangka panjang. Akan tetapi diagnosis DPN saat ini hanya bergantung pada tanda dan gejala. Metode standar pemeriksaan DPN terbaru dilakukan dengan biopsi saraf dan kulit, tetapi pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan yang bersifat invasif. Adapun pemeriksaan lain yang dapat dilakukan dengan tes kuantitatif sensorik menggunakan temperatur, jarum, rasa sakit dan sebagainya, akan tetapi pemeriksaan ini sangat bersifat subjektif. Retina adalah satu-satunya jaringan di dalam tubuh tempat pembuluh darah dan saraf dapat diamati dan diukur secara in vivo, dan menjadi pemeriksaan yang ideal untuk jaringan saraf. Sejumlah parameter turunan OCT termasuk ketebalan lapisan serat saraf retina (RNFL) dan ketebalan kompleks sel ganglion (GCC) dapat mencerminkan tingkat neurodegenerasi retina, dan mereka telah diakui sebagai biomarker baru untuk berbagai penyakit. Oleh karena itu, tinjauan sistematis dan meta-analisis ini dilakukan untuk mengevaluasi perubahan neurodegeneratif retina pada pasien dengan diabetes yang berpotensi menjadi biomarker dalam menetukan prognosis pasien diabetes yang bersifat noninvasif dan objektif.
Metode: Kajian sistematis dan meta-analisis ini dilakukan dengan pencarian studi literatur secara sistematis dan komperhensif dari berbagai database dengan menggunakan kombinasi kata kunci “Retinal nerve fiber layer” atau “RNFL”, “Ganglion cell complex” atau “GCC”, dan “Diabetes melitus” atau “DM”. Studi yang terkumpul kemudian dilakukan penyaringan berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Setelah mendapatkan studi yang sesuai kriteria, penulis selanjutnya menyusun tabel karakteristrik studi. Evaluasi risiko bias dilakukan berdasarkan Cochrane Systematic Evaluation Guidelines dengan menggunakan Newcastle-Ottawa Scale (NOS). Analisis data meta-analisis ini menggunakan perangkat lunak RevMan 5.4.
Hasil: Pencarian literatur awal mendapatkan 786 studi dan diperoleh 9 studi yang dingunakan dalam penyusunan kajian sistematis dan meta analisis ini. Meta analisis untuk RNFL-t pada pasien DM menunjukkan bahwa ketebalan RNFL pada pasien DM lebih rendah dibandingkan dengan grup kontrol (WMD: -4.74, 95% confidence interval (CI): -10.05, 0.57). Terdapat heterogenitas yang signifikan antar studi (P < 0,0001, I2 = 92%). Sedangkan meta analisis untuk GCC-t pada pasien DM menunjukkan bahwa ketebalan GCC pada pasien DM lebih rendah dibandingkan dengan grup kontrol (WMD: -3.09, 95% confidence interval (CI): -6.00, -0.18). Terdapat heterogenitas yang signifikan antar studi (P < 0,00001, I2 = 82%)
Kesimpulan: Hasil meta analisis menunjukkan RNFL-t dan GCC-t melalui pemeriksaan OCT lebih rendah pada pasien DM dibandingkan grup kontrol. Perubahan neurodegenerasi ini sebagai penanda awal komplikasi DM terutama neuropati bahkan sebelum ada kelainan mikrovaskular yang dideteksi secara klinis. Evaluasi neurodegenerasi retina ini menjukkan potensi sebagai biomarker dalam menentukan prognosis pasien DM terutama untuk neuropati yang bersifat noninvasif dan objektif.

Keywords : Diabetes melitus, GCC-t, Prognosis, RNFL-t

Item Type: Thesis (Skripsi)
Uncontrolled Keywords: Diabetes mellitus, GCC-t, Prognosis, RNFL-t
Subjects: R Medicine > R Medicine (General)
Divisions (Program Studi): Fakultas Kedokteran > Ilmu Kedokteran
Depositing User: S.Sos Rasman -
Date Deposited: 20 May 2024 00:44
Last Modified: 20 May 2024 00:44
URI: http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/33215

Actions (login required)

View Item
View Item