Palu Autism Therapy Center Dengan Pendekatan Arsitektur Terapeutik = Palu Autism Therapy Center with Therapeutic Architecture Approach

Berdasarkan Badan Pusat Statistik Kota Palu, jumlah penduduk pada tahun 2020 adalah sebanyak 373.218 jiwa dengan laju pertumbuhan 1,01%. Maka diperkirakan penyandang autisme di Kota Palu bertambah 80 orang setiap tahun. Penanganan autis dilakukan dengan didirikannya tempat terapi seperti Pusat Layanan Autis Kota Palu, tetapi tempat ini sudah tidak beroperasi sejak tahun 2018. Adapun tempat terapi lain pada umumnya merupakan alih fungsi dari rumah tinggal yang fasilitasnya masih kurang memadai untuk anak penyandang autisme. Untuk itu, perlu adanya fasilitas pendukung yang dapat menjadi wadah kegiatan terapi sesuai dengan karakter anak penyandang autis serta dapat mempermudah jalannya terapi di Kota Palu. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan merancang dan merencanakan pusat terapi bagi anak berkebutuhan khusus autisme agar menerima penanganan yang sesuai dengan kebutuhannya. Desain Palu Autism Therapy Center menerapkan karakteristik dari arsitektur terapeutik yang disesuaikan dengan karakteristik anak autis, untuk menciptakan suasana yang dapat mendukung kegiatan terapi, serta pengembangan bakat pada anak autis. Desain Palu Autism Therapy Center memiliki konektivitas ruang dalam dan ruang luar yang sesuai dengan karakteristik arsitektur terapeutik. Arsitektur terapeutik bisa dikatakan merupakan salah satu perwujudan dari maraknya kepedulian akan fasilitas terapi. Arsitektur terapeutik mencoba menciptakan lingkungan fisik yang lebih menyesuaikan dengan pengguna yang membutuhkan perhatian atau layanan khusus seperti anak autis karena kondisinya yang berbeda dari manusia pada umumnya. Desain dengan pendekatan arsitektur terapeutik diharapkan dapat menjadi fasilitator yang mendukung aktivitas anak penyandang autis.

Keywords : Tempat Terapi, Anak Autis, Terapeutik