ANALISIS POTENSI KECELAKAAN KERJA KEGIATAN BONGKAR MUAT PETI KEMAS PADA PEKERJA DI TERMINAL PETI KEMAS MAKASSAR

MUCHLISA IBNU. Analisis Potensi Kecelakaan Kerja Kegiatan Bongkar Muat Peti Kemas pada Pekerja di Terminal Peti Kemas Makassar (dibimbing oleh Ganding Sitepu dan Misliah)
Kegiatan di Pelabuhan Terminal Peti Kemas bukanlah tanpa risiko seperti pada saat proses bongkar muat menggunakan alat angkat dan angkut berupa Rubber Tyred Gantry Crane (RTG) ataupun Container Crane (CC) untuk kegiatan bongkar muat yang merupakan salah satu penyebab terjadinya potensi risiko dan bahaya kecelakaan kerja yang sangat tinggi. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi, menentukan sumber bahaya, tingkat implementasi keselamatan kerja serta strategi pengendalian terhadap sumber bahaya terhadap pekerja pada saat kegiatan bongkar muat peti kemas. Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, dengan pengumpulan data dengan cara observasi, dokumentasi dan wawancara. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah sumber bahaya pada kegiatan bongkar muat peti kemas disebabkan oleh beberapa faktor termasuk kegiatan proses bongkar muat peti kemas dari kapal menggunakan Container Crane (Stevedoring), pemindahan peti kemas menggunakan Container Crane / Tyre Gantry Crane ke Forklift dan Head Truck (Cargodoring), dan pemindahan peti kemas menggunakan Head Truck ke Container Yard (Stacking), tingkat implementasi kecelakaan kerja bongkar muat diperoleh tingkat capaian implementasi system manajemen keseamatan kerja tingkat lalnjutan, dari 7 elemen yang memenuhi kriteria sebanyak 3 elemen, yalng parsial sebanyak 1 elemen daln 3 elemen yang tidak memenuhi kriteria sehingga untuk capaian implementasi yalitu 42% termasuk kategori kurang dan masih perlu ditingkatkan secara optimal dan strategi pengendalian terhadap sumber bahaya adalah memastikan bahwa aktivitas pengangkutan atau pemindahan kontainer dari ke kapal hingga ke container yard dilakukan oleh operator yalng bersertifikat, melakukan pengarahan kepada operator unit dan melakukan pengecekan dan perawatan guna memastikan kondisi unit dalam keadaan layak operasi.