FENOMENA CATCALLING YANG DIALAMI OLEH PEREMPUAN DI MAKASSAR: ANALISIS ILMU SEMIOTIKA = CATCALLING PHENOMENON EXPERIENCED BY WOMEN IN MAKASSAR: SEMIOTICS ANALYSIS

JUMARDIN MUCHTAR. Fenomena Catcalling yang Dialami Perempuan di Makassar: Analisis Semiotika. (Dibimbing oleh Harlinah Sahib dan Fathu Rahman).
Penelitian ini bertujuan untuk (1) menjelaskan bentuk-bentuk tanda catcalling yang dialami oleh perempuan di Makassar. (2) menjelaskan alasan/penyebab terjadinya aktivitas catcalling di Makassar dan (3) mengeksplorasi strategi yang digunakan oleh perempuan dalam menghadapi penolakan catcalling di Makassar. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif. Jenis penelitian kualitatif ini diawali dengan asumsi, pandangan dunia, kemungkinan penggunaan lensa teori, dan masalah penelitian yang menanyakan tentang makna yang dilekatkan individu atau kelompok pada suatu masalah sosial atau kemanusiaan. Dan juga partisipan dari penelitian ini adalah perempuan dan laki-laki yang pernah mengalami catcalling. Dalam artian perempuan sebagai korban dan laki-laki sebagai pelaku catcalling di Makassar. Dan juga jumlah partisipan penelitian sebanyak tiga puluh delapan orang dengan rincian dua puluh tujuh orang perempuan dan sebelas orang laki-laki dengan asal universitas yang berbeda di Makassar. Hasil penelitian menunjukkan jenis-jenis catcalling pada tanda verbal yang dengan menggunakan teori Ferdinnad Saussure adalah Love Flirty Words (LFW), Flattery Flirty Words (FFW), dan Desire Flirty Word (DFW) sedangkan jenis-jenis catcalling pada tanda non-verbal dengan menggunakan teori Charles Sanders Pierce adalah Personal Touch (PT), Intimate Contact (IC), dan Body Proximity (BP). Penyebab terjadinya catcalling oleh laki-laki kepada perempuan di Makassar didasari oleh Menarik perhatian, Budaya Parthisme, Pemenuhan Kebutuhan Biologis, dan Tontonan Media Sosial. Untuk mengatasi penolakan terhadap catcalling, perempuan harus memiliki strategi seperti Mengabaikan Pelaku, Melawan Pelaku, Melaporkan ke Polisi, Pergi, Tempat Rawan Catcalling, Berpura-pura Menelepon Keluarga, dan Menegur dengan Suara Keras.

Keywords : Catcalling, Semiotika, Perempuan, Tanda Verbal dan Tanda Nonverbal