KONSTRUKSI PERAN PEREMPUAN DALAM RITUAL ANDINGINGI DESA TANA TOA, KECAMATAN KAJANG, KABUPATEN BULUKUMBA = THE ROLE OF WOMEN IN ENVIRONMENTAL CONSERVATION (ANDINGINGI RITUAL) IN TANA TOA VILLAGE, KAJANG DISTRICT, BULUKUMBA REGENCY.

NURFADILLAH. Konstruksi Peran Perempuan Dalam Ritual Andingingi (Studi Kasus pada Komunitas Kajang Dalam di Bulukumba) (Dibimbing oleh Mansyur Radjab dan Nuvida RAF).

Suku kajang memahami kesetaraan laki-laki dan perempuan sebagai bentuk toleransi,tidak dilihat oleh apa yang dikerjakan oleh suami (laki-laki), ataupun istri (perempuan) sehingga menyebabkan ada yang merasa yang lebih hebat dan lebih tinggi derajatnya, melainkan sama-sama saling memahami dan mengerti pekerjaan yang dilakukan masing-masing. Namun disisi lain pengambilan keputusan dalam acara ritual-ritual kebudayaan masih sangat kurang melibatkan perempuan, apalagi persoalan perempuan yang harus menjadi pemimpin adat atau pemimpin ritual. Dalam kondisi tersebut terdapat konstruksi sosial gender yang disebabkan oleh budaya patriarki. Dalam budaya patriarki laki-laki selalu berada pada posisi tertinggi dalam pengambilan keputusan. Hal ini merupakan pemahaman budaya yang mempengaruhi terbentuknya struktur dan kultur sosial yang terkonstruk oleh budaya yang seiring waktu mengalami perubahan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis proses eksternalisasi, objektivikasi, dan internalisasi peran perempuan dalam Ritual Andingingi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan analisis studi kasus. Sumber data dibagi menjadi dua kategori yaitu sumber primer dan skunder. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Secara spesifik dan taktis, teknik analisis data yang digunakan mengikuti model Miles dan Huberman berupa reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran perempuan dalam ritual Andingingi merupakan dari hasil konstruksi sosial melalui tiga proses dialegtika yaitu eksternalisasi merupakan aktivitas yang dilakukan oleh perempuan dalam pelaksanaan ritual Andingingi diantaranya adalah A’runding (musyawarah persiapan ritual), Appalenteng Ere (memindahkan air suci ke lokasi ritual), Meminum Tuak (meminum keberkahan), Abbebese (memercikan air suci mengelilingi empat penjuru mata angin), Bacca Atau Mabarra’ (menempelkan Bacca ke jidat dan leher), Allabiang Dedde (mengumpulkan semua hasil kebun untuk diberkati Ammatoa) dan penyampaian pappasang. Objektivikasinya dapat dilihat dari kebiasaan yang telah dilembagakan oleh masyarakat. Perempuan mulai memperhatikan feedback dari aktivitas yang dilakukannya berdasarkan hasil dari interaksi sosialnya, misalnya peran yang dimainkan perempuan pada saat persiapan ritual sampai selesai. Sedangkan internalisasi dapat dilihat dari penerimaan nilai-nilai sosial yang terkandung dalam setiap kegiatan ritual, antara lain nilai Gotong Royong, nilai Tolong-menolong, nilai Solidaritas dan nilai Komunikatif.

Kata kunci: Konstruksi, Perempuan, Ritual, Eksternalisasi, Objektivikasi, Internalisasi.