Juanita, Mariska (2023) PENGARUH STATUS OKLUSI TERHADAP KADAR BIOMARKER Aβ-42 SALIVA SEBAGAI POTENSI DETEKSI DINI GANGGUAN KOGNITIF PADA LANSIA. Skripsi thesis, Universitas Hasanuddin.
J015201003_tesis_14-07-2023 cover1.png
Download (196kB) | Preview
J015201003_tesis_14-07-2023 1-2.pdf
Download (1MB)
J015201003_tesis_14-07-2023 dp.pdf
Download (1MB)
J015201003_tesis_14-07-2023.pdf
Restricted to Repository staff only until 4 November 2025.
Download (2MB)
Abstract (Abstrak)
Tujuan : Untuk menguji hubungan status oklusi terhadap fungsi kognitif dan aktivitas sehari-hari dengan menganalisis kadar biomarker Aβ-42 pada lansia
Metode : Penelitian ini merupakan observasional analitik dengan rencangan studi cross-sectional pada total 64 sampel. Pemeriksaan kondisi rongga mulut dilakukan disertai pengukuran fungsi kognitif dan tingkat kemandirian pasien dalam aktivitas sehari-hari. Status oklusi dinilai menggunakan Indeks Eichner dan dikategorikan dalam tiga kelompok sesuai dengan jumlah oklusi gigi posterior : A (4 kontak oklusi), B (3-1 kontak oklusi), C (tidak ada kontak oklusi). Fungsi kognitif dinilai menggunakan Mini-Mental State Examination (MMSE) dan tingkat kemandirian pasien dievaluasi dengan The Lawton Instrumental Activities of Daily Living Scale (IADL) melalui wawancara dengan kuesioner. Kadar biomarker Aβ-42 dianalisis dengan enzyme-linked immunosorbent-type assays (ELISA) menggunakan ELISA kit.
Hasil : Empat belas (21,8%) peserta dikategorikan sebagai Grup A berdasarkan indeks Eichner, diikuti oleh 30 peserta di Grup B (46,8%) dan 18 peserta di Grup C (31,3%). Uji asosiasi Pearson Chi-square digunakan untuk menganalisis hubungan antara status oklusi dengan fungsi kognitif serta tingkat kemandirian pasien. Uji korelasi Pearson digunakan untuk mengidentifikasi hubungan antar variabel. Studi ini menunjukkan bahwa jumlah kontak oklusi memiliki korelasi positif dengan fungsi kognitif (r = 0,586, p < 0,05), divalidasi dengan peningkatan kadar saliva Aβ-42 pada sampel dengan penurunan skor MMSE (r = - 0,799, p < 0,05) . Hasil ini menunjukkan bahwa kadar biomarker Aβ-42 pada saliva berpotensi menjadi biomarker penunjanh untuk deteksi dini penyakit neurodegeneratif terutama untuk membedakan antara MCI dan AD. Penurunan Skor MMSE dan Skor IADL juga terkait erat dengan status oklusi (p <0,05).
Kesimpulan : Status oklusi memiliki hubungan yang signifikan serta berkorelasi dengan gangguan kognitif dan pada penelitian ini tervalidasi dengan peningkatan kadar biomarker Aβ-42 pada saliva. Rehabilitasi jumlah gigi terutama status oklusi menjadi faktor penting untuk mencegah perkembangan penyakit neurodegeneratif yang mempengaruhi fungsi kognitif dan aktivitas sehari-hari.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Subjects: | R Medicine > RK Dentistry |
Divisions (Program Studi): | Fakultas Pendidikan Dokter Gigi > PPDGS - Prostodonsia |
Depositing User: | Nasyir Nompo |
Date Deposited: | 19 Feb 2024 07:09 |
Last Modified: | 19 Feb 2024 07:09 |
URI: | http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/30973 |