ANALISIS KADAR MALONDIALDEHYDE (MDA), SUPEROXIDE DISMUTASE (SOD) DAN TRANSFORMING GROWTH FACTOR BETA-1 (TGF-β1) PADA PESEPEDA DI KOMUNITAS SEPEDA KOTA MATARAM NUSA TENGGARA BARAT

IDA AYU EKA WIDIASTUTI. Analisis Kadar Malondialdehyde (MDA), Superoxide Dismutase (SOD) dan Transforming Growth Factor Beta-1 (TGF-β1) pada Pesepeda di Komunitas Sepeda Kota Mataram Nusa Tenggara Barat (dibimbing oleh Ilhamjaya Patellongi, Irfan Idris, dan Aryadi Arsyad).

Bersepeda merupakan aktivitas fisik yang digemari. Aktivitas fisik yang lama dan terus menerus menimbulkan adaptasi berupa peningkatan kapasitas enzim antioksidan yang menurunkan pembentukan ROS sehingga dikatakan mampu mencegah pengaktifan TGF-β1. Penelitian ini menganalisis hubungan antara jarak tempuh dan kecepatan bersepeda dengan kadar MDA serum, SOD eritrosit, dan TGF-β1 serum pada pesepeda.

Penelitian ini melibatkan 34 pesepeda dari 5 komunitas sepeda di Kota Mataram. Nilai VO2maks. diperoleh dengan tes latihan treadmill dengan Protokol Bruce. Kadar SOD diperoleh dengan metode kolorimetrik, sedangkan MDA dan TGF-β1 dinilai dari hasil pemeriksaan serum dengan metode ELISA.

Hasil penelitian mendapatkan adanya korelasi yang bermakna antara akumulasi jarak tempuh dan kecepatan bersepeda dengan nilai VO2maks., masing-masing: (r=0.508; p=0.037) dan (r=0.682; p=0.003). Sebaliknya jarak tempuh dan kecepatan bersepeda tidak memiliki korelasi bermakna dengan kadar MDA serum, kadar SOD eritrosit, kadar TGF-β1 serum (p > 0.05).

Latihan fisik secara teratur dan terus-menerus memicu terjadinya adaptasi. Olahraga bersepeda mampu meningkatkan kapasitas aerobik pada semua usia dengan memerhatikan kecepatan dan jarak tempuh.