Strategi Pengembangan dan Optimalisasi Kelompok Penangkaran Benih Padi di Kabupaten Luwu Timur

SISWANTO. Strategi Pengembangan dan Optimalisasi Kelompok Penangkaran Benih Padi di Kabupaten Luwu Timur. Dibimbing oleh Rusnadi Padjung dan Rahmadanih.

Peranan kelompok penangkar benih dalam penyediaan benih varietas unggul bersertifikat sangat penting tetapi di sisi lain masih memiliki keterbatasan seperti luas areal produksi dan sumberdaya manusia, prasarana dan sarana, serta modal sehingga diperlukan upaya untuk mengembangkan dan mengoptimalkan kelompok penangkar benih padi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis faktor internal dan eksternal yang berpengaruh serta menyusun perioritas strategi pengembangan dan optimalisasi peran kelompok penangkaran benih padi di Kabupaten Luwu Timur. Metode analisis menggunakan SWOT untuk merumuskan alternatif strategi pengembangan dan optimalisasi kelompok penangkaran benih padi di Kabupaten Luwu Timur dengan menggunakan Matriks IFE, Matriks EFE, Matriks SWOT, Matriks internal (IE) dan Matriks Grand Strategy dan Matriks QSPM sebagai alat analisisnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor internal dan eksternal berpengaruh dalam pengembangan kelompok penangkar benih padi, terdapat 7 jenis kekuatan dan 5 jenis kelemahan dengan total nilai adalah 2,93 dan terdapat 10 peluang dan 8 ancaman dengan total nilai sebesar 2,62.Perioritas strategi dan optimalisasi peran kelompok penangkaran benih padi di Kabupaten Luwu Timur adalah : 1) meningkatkan pembinaan petani penangkar benih melalui kelompok tani; 2) meningkatkan kapasitas penangkaran melalui optimalisasi peran sebagai unit pemasaran hasil; 3) penerapan inovasi teknologi penangkaran benih; 4) optimalisasi peran kelompok tani sebagai unit kerjasama dan unit produksi untuk keberlanjutan usahatani; 5) meningkatkan kapasitas penangkar melalui optimalisasi peran kelompok tani sebagai wadah kerjasama; 6) pengembangan kapasitas penangkar dengan melibatkan dalam kegiatan pemasaran hasil; 7) meningkatkan kapasitas dalam penguasaan inovasi penangkaran benih; 8) peningkatan kapasitas penangkar benih dalam meningkatkan mutu hasil benih; 9) meningkatkan kapasitas penangkar benih dalam penerapan teknologi benih khususnya roguing, perlakuan benih dan pasca panen; 10) pembinaan oleh penyuluh pertanian dan pengawas benih tanaman dalam peningkatan mutu hasil; 11) optimalisasi peran kelompok tani sebagai kelas belajar dan unit produksi dengan melibatkan penangkar benih dan 12) meningkatkan kapasitas penangkar penerapan teknologi benih