Mahdi, Ikramullah (2023) MAKNA PAKAIAN ADAT MASYARAKAT KAJANG KABUPATEN BULUKUMBA (STUDI ETNOGRAFI KOMUNIKASI) = The Meaning Of Traditional Clothing Of The Kajang Community, Bulukumba District (Communication Ethnographic Study). Thesis thesis, Universitas Hasanuddin.
E022202022_tesis_13-11-2023 CAVER1.jpg
Download (258kB) | Preview
E022202022_tesis_13-11-2023 BAB 1-2.pdf
Download (2MB)
E022202022_tesis_13-11-2023 DP.pdf
Download (3MB)
E022202022_tesis_13-11-2023.pdf
Restricted to Repository staff only until 1 January 2026.
Download (13MB)
Abstract (Abstrak)
IKRAMULLAH MAHDI. Makna Pakaian Adat Suku Kajang Kabupaten Bulukumba: Studi Etnografi Komunikasi (dibimbing oleh Muliadi Mau dan Arianto). Penelitian ini bertujuan (1) mendeskripsikan tradisi kebiasaan pakaian adat suku Kajang di Kabupaten Bulukumba dan (2) mendeskripsikan makna pakaian adat suku Kajang di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Penelitian ini berfokus di Desa Tanah Toa, Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba yang masih menyimpan pakaian adat suku Kajang. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif melalui pendekatan etnografi komunikasi. Jumlah informan dalam penelitian sebanyak sembilan orang yang ditentukan melalui teknik purposive sampling. Pengumpulan data melalui observasi, wawancara mendalam, studi pustaka, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pakaian adat suku Kajang merupakan tradisi dan kebiasaan yang menjadi penanda identitas kultural komunitas etnik Ammatoa. Pakaian adat ini menggambarkan kepercayaan bahwa manusia lahir dari alam kegelapan dan kembali ke alam kegelapan setelah meninggal. Tradisi leluhur Ammatoa yang diwakili oleh pemimpin adat tertinggi juga menggunakan pakaian adat tersebut. Pakaian adat ini pun mencerminkan ketaatan pada hukum adat (Pasang). terutama terhadap prinsip Attallasa Kamase-mase hidup bersahaja dan sederhana. Selain itu, pakaian adat suku Kajang juga merepresentasikan kesamaan derajat di hadapan Tuhan serta mencerminkan rasa persamaan dan kebersamaan. Makna pakaian adat suku Kajang terdiri atas tiga aspek. Pertama, pakaian adat ini menjadi tanda identitas kultural yang melekat pada citra komunitas etnik Ammatoa yang menandakan hubungan manusia dengan alam. Demikian halnya dengan pakaian adat Tope Lekleng (sarung hitam) yang menjadi tanda ketaatan serta sikap kesederhanaan hidup yang dikomunikasikan (nonverbal). Kedua, warna hitam pada pakaian adat memiliki makna spiritual yang menggambarkan kehidupan manusia sebagai pengingat terhadap kehidupan dan kematian. Ketiga, pakaian adat suku Kajang juga mengomunikasikan nilai kultural Attallasa Kamase-mase yang diterapkan dalam setiap aspek kehidupan yang meliputi kebersahajaan, kesederhanaan, dan kesetaraan di hadapan Sang Pencipta (Turiek Akrakna).
Item Type: | Thesis (Thesis) |
---|---|
Subjects: | H Social Sciences > H Social Sciences (General) |
Divisions (Program Studi): | Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Ilmu Komunikasi |
Depositing User: | Nasyir Nompo |
Date Deposited: | 25 Mar 2024 01:34 |
Last Modified: | 25 Mar 2024 01:34 |
URI: | http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/30452 |