PENGUNGKAPAN IDEOLOGI LINGKUNGAN MELALUI EKSPRESI LINGUISTIK METAFORIS DALAM FIKSI ANAK INDONESIA: STUDI EKOLINGUISTIK = DISCLOSURE OF ENVIRONMENTAL IDEOLOGY THROUGH METAPHORICAL LINGUISTICS EXPRESSIONS IN INDONESIAN CHILDREN’S FICTION: AN ECOLINGUISTIC STUDY

JUMIATI. Pengungkapan Ideologi Lingkungan melalui Ekspresi Linguistik Metaforis dalam Fiksi Anak Indonesia: Studi Ekoliguistik (dibimbing oleh Fathu Rahman, Inriati Lewa, dan Andi Muhammad Akhmar).

Metafora dalam fiksi anak Indonesia merupakan salah satu objek yang menarik untuk diteliti. Selain berfungsi sebagai sarana lingustik, metafora juga berfungsi sebagai sarana berpikir untuk mengkonkretisasi suatu konsep agar lebih mudah dipahami. Tujuan penelitian ini adalah a) menganalisis ekspresi linguistik metaforis dalam fiksi anak Indonesia, b) menjelaskan dialektika ekspresi linguistik metaforis dengan praksis sosial pengarang, dan c) menguraikan ideologi lingkungan melalui ekspresi linguistik metaforis dalam fiksi anak Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan data penelitian berupa teks metafora yang mengandung leksikon lingkungan. Sumber data menggunakan teknik purposive sampling dengan menetapkan enam judul fiksi anak Indonesia yaitu Mata dan Manusia Laut, Dua Panglima, Misteri Hilangnya Penyu di Pulau Venu, Nathan dan Mimpi Merah Jambu, Janji Sepasang Layang-layang dan Misteri Pulau Betuah. Analisis data menggunakan teori ekolingustik model dialog praksis sosial Bang dan Door dan model Story We Lived By Arran Stibbe. Hasil penelitian ini menemukan beberapa hal, yakni: 1) ekspresi linguistik metaforis dalam fiksi anak Indonesia melibatkan leksikon lingkungan serta menunjukkan cara pengarang mengklasfikasikan sistem konseptual dan pengalamannya melalui tiga cara yakni melalui metafora struktural, orientasional dan ontologis; 2) ekspresi linguistik metaforis dalam fiksi anak Indonesia dipengaruhi oleh praksis sosial pengarang sebagai penutur bahasa Indonesia; dan 3) ideologi lingkungan dalam fiksi anak Indonesia dapat dikonkretisasi menggunakan ekspresi linguistik metaforis. Kesimpulan penelitian ini adalah metafora struktural dianggap lebih tepat digunakan untuk mengkonkretisasi ideologi lingkungan serta hal-hal yang abstrak agar mudah dipahami oleh pembaca anak.

Keywords : ekolingustik, fiksi anak, metafora, ideologi, lingkungan