Palayukan, Dirganto (2023) Perbandingan estimasi sumberdaya terukur endapan nikel laterit antara metode Inverse Distance Weighting dengan metode Ordinary kriging berdasarkan pengaruh panjang komposit kadar Ni (Studi Kasus: Hill X, PT Vale Indonesia Tbk, Sulawesi Selatan). Skripsi thesis, Universitas Hasanuddin.
D111181325_skripsi_04-01-2023 1-2.pdf
Download (934kB)
D111181325_skripsi_04-01-2023 cover1.png
Download (191kB) | Preview
D111181325_skripsi_04-01-2023 dp.pdf
Download (694kB)
D111181325_skripsi_04-01-2023.pdf
Restricted to Repository staff only until 1 January 2025.
Download (3MB)
Abstract (Abstrak)
Dalam melakukan penambangan bijih nikel laterit, diperlukan estimasi untuk dapat menghitung sumberdaya sebelum proses penambangan berlangsung. Estimasi sumberdaya berperan penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas dari suatu endapan sebab dari hasil estimasi yang baik dan akurat dapat menentukan keuntungan investasi dalam usaha pertambangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui total sumberdaya endapan bijih nikel laterit pada Hill X PT Vale Indonesia Tbk, dengan membandingkan metode Inverse Distance Weighting dan Ordinary kriging berdasarkan pengaruh panjang komposit kadar Ni 1 meter dan 10 meter agar dapat diketahui metode dan panjang komposit yang paling baik digunakan dalam melakukan estimasi sumberdaya endapan bijih nikel laterit. Berdasarkan hasil estimasi dari kedua metode dengan menggunakan panjang komposit 1 meter dan 10 meter didapatkan tonase ore pada komposit 1 meter dengan menggunakan metode Inverse Distance Weighting yaitu 608.056,00 ton dengan rata-rata kadar Ni 1,81 % sedangkan pada metode Ordinary kriging total tonase ore yaitu 602.173,00 ton dengan rata-rata kadar Ni 1,74 % dan pada komposit 10 meter dengan menggunakan metode Inverse Distance Weighting total tonase ore yaitu 475.013,00 ton dengan rata-rata kadar Ni 1,68 % sedangkan pada metode Ordinary kriging total tonase ore yaitu 473.423,00 ton dengan rata-rata kadar Ni 1,66 %. Berdasarkan perbandingan hasil estimasi sumberdaya pada kedua metode tersebut dengan pertimbangan panjang komposit 1 meter dan 10 meter didapatkan tonase material pada komposit 1 meter sebanyak 3.332.163,00 ton sedangkan pada komposit 10 meter di dapatkan tonase material sebanyak 3.315.151,00 ton. Sehingga dapat disimpulkan bahwa panjang komposit 1 meter lebih baik dari panjang komposit 10 meter dikarenakan pada komposit 1 meter semua sampel pada setiap zona masuk pada sampel yang akan diestimasi.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Subjects: | T Technology > TN Mining engineering. Metallurgy |
Divisions (Program Studi): | Fakultas Teknik > Teknik Pertambangan |
Depositing User: | Nasyir Nompo |
Date Deposited: | 22 Jan 2024 08:11 |
Last Modified: | 22 Jan 2024 08:11 |
URI: | http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/29368 |