Evaluasi Sistem Penyaliran Tambang dan Rancangan Settling Pond pada Blok C PT Sinar Jaya Sultra Utama (Studi Kasus: Site Waturambaha, Kec. Lasolo Kepulauan, Kab. Konawe Utara)

Hujan adalah sumber air limpasan yang turun ke dalam area pertambangan dan berpotensi mengganggu kegiatan penambangan. Sistem penyaliran tambang terbuka yang diterapkan oleh PT Sinar Jaya Sultra Utama dalam mengatasi air limpasan adalah mine dewatering dengan menggunakan metode paritan. Metode paritan dilakukan dengan membuat saluran yang bertujuan untuk mengalirkan air limpasan menuju ke sump atau settling pond secara gravitasi. Dimensi settling pond dan saluran terbuka saat ini tidak sesuai dengan debit air limpasan akibat perluasan area pit penambangan. Oleh sebab itu, dilakukan evaluasi serta merancang sistem penyaliran tambang yang sesuai dengan besarnya debit air limpasan masing-masing daerah tangkapan hujan (DTH). Debit air limpasan dihitung menggunakan Metode Rasional. Debit air limpasan berdasarkan hasil analisis data curah hujan tahun 2017-2021 pada DTH 2 dan DTH 3 masing-masing sebesar 15 m3/s dan 8,09 m3/s. Hasil evaluasi sistem penyaliran pada DTH 2 yaitu dimensi saluran terbuka mempunyai lebar dasar sebesar 1,56 m, kedalaman 1,55 m, lebar atas saluran 3,35 m, dan saluran yang memotong jalan tambang diberikan gorong-gorong berdiameter 1,3 m. Settling pond 2 pada DTH 2 dilakukan perbaikan bentuk dan dimensi setiap kompartemen sehingga dapat menampung 27.423,24 m3 volume air yang akan masuk ke dalam settling pond. Rancangan saluran terbuka pada DTH 3 di blok C mempunyai lebar dasar sebesar 1,77 m, kedalaman 1,77 m, lebar atas saluran 3,82 m, dan saluran yang memotong jalan tambang diberikan gorong-gorong berdiameter 1,4 m. Settling pond 3 pada blok C dirancang terdiri dari 3 kompartemen dan dapat menampung 12.413,28 m3 volume air.