PENGARUH POSISI DAUN PADA TANAMAN KEDONDONG (Spondias pinnata (L.f) Kurz) TERHADAP KOMPOSISI KANDUNGAN KIMIA DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI SECARA IN VITRO

Daun kedondong adalah salah satu tanaman yang berpotensi
dijadikan sebagai bahan baku antibakteri. Penelitian ini bertujuan: (1) mengetahui pengaruh letak posisi daun terhadap komposisi kandungan kimia, (2) aktivitas antibakteri, dan (3) mengetahui fraksi dari ekstrak etanol
daun kedondong yang memiliki aktivitas antibakteri terbaik. Sebanyak 200 g masing-masing simplisia daun kedondong (pucuk, tengah dan pangkal) dimaserasi menggunakan etanol 70% dengan perbandingan 1:7 dilanjutkan dengan pengujian aktivitas antibakteri, partisi terhadap ekstrak aktif yang
memberikan aktivitas antibakteri dan dilanjutkan dengan perbandingan profil kromatogram dengan UFLC. Aktivitas antibakteri diuji dengan metode difusi agar berlapis menggunakan medium MHA (Muller Hinton Agar) waktu
inkubasi 1x24 jam suhu 37oC terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa. Kontrol negatif DMSO (Dimethylsulfoxida) dan kontrol positif amoxicillin. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanol daun kedondong (pucuk, tengah dan pangkal) mengandung senyawa flavonoid, alkaloid, tanin dan saponin. Aktivitas antibakteri Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa yaitu pucuk dengan zona hambat sebesar 14,30 mm dan 14,43 mm. Fraksi yang memiliki aktivitas antibakteri yaitu fraksi n- heksan dan etil asetat dengan zona hambat sebesar 13,27 mm dan 12,91mm, dan fraksi etil asetat sebesar 12,49 mm dan 12,41 mm. Berdasarkan
analisis profil kromatogram dari masing-masing ekstrak dengan UFLC pada panjang gelombang 254 dan 366 menunjukkan pengaruh terhadap komponen kandungan kimia dilihat dari tinggi puncak dan luas area, dilihat dengan adanya sinyal-sinyal yang ada pada masing-masing kromatogram