PERBANDINGAN NILAI MATA KULIAH METODE PEMBELAJARAN DARING DENGAN METODE PEMBELAJARAN LURING PADA MAHASISWA ANGKATAN 2019 DAN 2020 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

ABSTRAK
Latar Belakang: Social distancing berarti tindakan dengan memberi jarak atau menghindari keramaian atau menghindari kontak dalam jarak dekat dengan orang lain. Atau dijelaskan oleh Center for Disease Control (CDC), social distancing merupakan tindakan menjauhi perkumpulan orang dalam jumlah besar, menghindari pertemuan massal dan menjaga jarak antar manusia. Adapun lockdown yang dikutip Cambridge, dapat diartikan sebagai situasi di mana orang tidak diizinkan masuk atau keluar area secara bebas karena sedang dalam keadaan darurat. Dengan adanya pembatasan ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Pemerintah melarang perguruan tinggi untuk melaksanakan perkuliahan tatap muka atau sistem pembelajaran luar jaringan (luring) dan memerintahkan untuk menyelenggarakan perkuliahan secara dalam jaringan (daring). Pembelajaran daring merupakan singkatan dari pembelajaran dalam jaringan, atau pengganti istilah pembelajaran online yang sering kita gunakan dalam teknologi internet.
Tujuan: Untuk mengetahui perbandingan Nilai mata kuliah metode pembelajaran daring dengan metode pembelajaran luring pada mahasiswa angkatan 2019 dan 2020 Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.
Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah studi analitik observasional dengan desain penelitian Cross Sectional. Penelitian ini menggunakan data sekunder dan data primer.
Hasil: Berdasarkan data nilai pada mahasiswa didapatkan perbedaan rata-rata yang signifikan antara nilai mata kuliah pembelajaran Luring (Offline) pada angkatan 2019 dan Daring (Online) pada angkatan 2020. Hal ini di tunjukan dengan hasil uji Mann-Whitney Test dimana nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Dapat disimpulkan bahwa berdasarkan data nilai mata kuliah, pembelajaran Daring (Online) lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran Luring (Offline) pada mata kuliah Filsafat, Bioetik. Namun berdasarkan data kesioner Mahasiswa lebih mudah memahami pembelajaran secara offline dibandingkan online.