Evaluasi Penerapan Sistem Inaportnet Di Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar

Salah satu Pelabuhan di Indonesia adalah pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar. Terhitung mulai 1 Juni 2016 kantor Otoritas Pelabuhan Utama Makassar menerapkan sistem tunggal pengurusan dokumen pelayaran melalui Indonesia Port Integration System (Inaportnet). Penelitian ini bertujuan untuk Mengidentifikasi efektifitas penerapan sistem inaportnet yang diterapkan pada pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar dan Mengukur Kinerja pelaksanaan sistem Inaportnet di pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar.
Dalam penelitian ini dilakukan survei lapangan dengan mewawancarai beberapa responden dari pihak administrator otoritas pelabuhan dan agen pelayaran. Data analisis menggunakan metode Importance Performance Analysis, yaitu untuk memperoleh tingkat kesesuaian antara kinerja layanan dengan harapan responden.
Dari hasil penelitian, didapatkan real time untuk kapal yang telah melakukan proses Clearance in dan Clearance Out di Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar, yaitu 30 menit dan 1 jam. Sedangkan real time untuk kapal yang belum pernah melakukan proses Clearance In dan Clearance Out di pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar, dibutuhkan waktu 2 jam dan 3 jam. Dimana standar waktu yang dibutuhkan untuk proses Clearance In dan Clearance Out secara manual di pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar adalah 12 jam dan 6 jam, sehingga kinerja pada pelaksanaan sistem Inaportnet di pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar dalam hal efisiensi waktu dapat dikatakan baik. Hasil penelitian menggunakan metode Importance Performance Analysis didapatkan nilai tingkat kesesuain (Tki) antara kinerja yang diterima dengan apa yang diharapkan oleh pengguna administrator otoritas pelabuhan yaitu sangat baik dengan persentase 99% atau <100% dan agen pelayaran yaitu sangat baik dengan persentase 98% atau <100%, sehingga masih diperlukan adanya perhatian dan perbaikan sistem Inaportnet.
Terdapat 4 atribut dimensi kinerja oleh pengguna administrator otoritas pelabuhan, yaitu Perubahan data 97% , verifikasi dokumen 97%, Layanan Terintegrasi 96%, dan Monitoring Dokumen 94%. Kemudian 3 atribut dimensi kinerja oleh pengguna agen pelayaran, yaitu Tata Letak Tampilan 97% dan Pelayanan Online 98%. Dari hasil analisis tingkat kesesuain antara kinerja yang diterima dengan apa yang diharapkan oleh pengguna administrator otoritas pelabuhan dan agen pelayaran masuk dalam kategori sangat baik.