SITUASI KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI JANDA BURUH TANI DAN STRATEGI KELANGSUNGAN HIDUP Studi Kasus di Desa Pattontongan Kecamatan Mandai Kabupaten Maros) SOCIAL-ECONOMIC LIVING SITUATION OF FARM LABORER-WIDOWS AND LIFE-SURVIVE STRATEGIES (A Case Study In Pattontongan Village Mandai District, Maros Regency)

Undang-undang No.1 tahun 1974 tentang Perkawinan, pasal 31 ayat
3 berbunyi “suami adalah kepala keluarga dan Istri ibu rumah tangga”.
Menurut Sajogyo, peran kepala rumah tangga diberikan kepada laki-laki
dengan tugas sebagai pencari nafkah utama dan perempuan mengelola
rumah tangga. Status sosial perempuan dapat mengalami pergeseran dari
status istri menjadi kepala rumah tangga (janda) apabila suami meninggal
atau terjadi perceraian (Hastuti, 2013).
Menjadi seorang janda baik karena perceraian yang disebabkan
oleh tidak adanya keharmonisan lagi dalam suatu hubungan berumah
tangga, ataupun perceraian yang dikarenakan oleh meninggalnya sang
suami, bukanlah suatu pilihan yang diharapkan oleh setiap perempuan
manapun. Hal ini dikarenakan perjuangan hidup untuk menjadi seorang
janda sangatlah berat untuk dijalani. Sebab, seorang janda harus bisa tetap
survive untuk dirinya sendiri terlebih bila memiliki anak. Perempuan dengan
status janda dapat berpengaruh dalam kehidupan rumah tangganya,
mengingat selama ini posisi kepala rumah tangga dipegang laki-laki.
Seringkali perempuan yang menjanda terpaksa menjadi kepala rumah
tangga, sementara sejak awal perempuan tak dipersiapkan untuk menjadi
kepala rumah tangga, laki-laki sebagai kepala rumah tangga merupakan2
pencari nafkah utama telah melekat dalam sebuah perkawinan tanpa
melalui musyawarah (Suardiman, 2001)