EVALUASI SISTEM INFORMASI KESEHATAN PADA PROGRAM EARLY WARNING ALERT AND RESPON SYSTEM (EWARS) DI KOTA MAKASSAR

Latar Belakang: EWARS merupakan salah satu sistem surveilans yang digunakan dalam rangka mendeteksi adanya ancaman KLB. Serangkaian kegiatan dalam pelaksanaan EWARS meliputi proses pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, validasi data, dan output data EWARS. Adapun 3 point kunci yang digunakan untuk menilai keberhasilan program EWARS yaitu kelengkapan laporan (≥90%), ketepatan laporan (≥80%), persentase alert yang direspon Metode: Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Pengambilan sampel secara exhaustive sampling dengan sampel sebanyak 45 Puskesmas dan 1 orang petugas surveilans Dinas Kesehatan Kota Makassar, akan tetapi sampel yang berhasil diwawancarai hanya sebanyak 34 responden dikarenakan beberapa petugas tidak bersedia untuk melakukan wawancara. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi. Pengumpulan data melalui wawancara dilakukan secara tatap langsung dan via telepon dengan menggunakan kuesioner karena dalam keadaan pandemi Covid-19. Analisis data menggunakan analisis univariat. Hasil: Aspek input menunjukkan karakteristik petugas EWARS di puskesmas 67,6% berada pada rentang usia 22-40 tahun, 94,1% berjenis kelamin perempuan, dan sumberdaya manusia sudah sesuai indikator. Aspek input lainnya belum sesuai yaitu kategori pendidikan S1 Epidemiologi hanya 26,5%, tugas rangkap yang 97,1% responden memilikinya, sosialisasi EWARS yang belum diikuti 14,7% reponden, pelatihan EWARS yang belum diikuti 47,1 % responden, alokasi dana khusus pelaporan mingguan belum tersedia, pedoman EWARS yang belum lengkap pada 41,2% responden, serta sarana penunjang berupa alat komunikasi, alat transportasi dan formulir EWARS yang belum memadai. Aspek proses menunjukkan 100% responden melaporkan penyakit jenis kasus baru, 100% petugas mengirimkan format pelaporan mingguan sesuai indikator, serta monitoring dan evaluasi dari Dinkes Kota Makassar telah dilaksanakan sesuai standar. Aspek proses lainnya yang belum sesuai standar yaitu sumber data dari klinik swasta yang masih kurang (2,9%), masih terdapat 17,6% responden yang tidak mengirimkan laporan secara tepat waktu, validasi laporan yang tidak dilakukan oleh 23,5% responden, umpan balik hanya dilakukan via grup Whatsapp. sehingga tidak ada bulletin mingguan namun informasi yang diberikan belum mencakup informasi epidemiologi yang relevan serta. Aspek output menunjukkan dari 34 Puskesmas 5 diantaranya belum memenuhi standar ketepatan. Kesimpulan: Pelaksanaan program EWARS di Kota Makassar belum berjalan secara maksimal. Masih terdapat beberapa hal yang perlu dibenahi yaitu karakteristik responden, alokasi dana, pedoman EWARS, sarana penunjang, sumber data, validasi laporan, kegiatan umpan balik serta ketepatan dan kelengkapan laporan yang belum maksimal oleh karena masih terdapat beberapa puskesmas belum mencapai standar. Saran: Perlunya pengadaan pelatihan EWARS secara berkala, mengupayakan ketersediaan dana dan sarana penunjang, mengirimkan bulletin mingguan via email untuk menekan biaya, serta mengurangi pemberian tugas rangkap dan peningkatan kinerja petugas yang belum memenuhi standar ketepatan dan kelengkapan.