PENGARUH MODEL STIMULATION HIGHER ORDER THINKING SKILL DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DITINJAU DARI HASIL BELAJAR SISWA DI SMPN 13 BONTOA MAROS

Kompetensi berbahasa siswa khususnya kompetensi berbicara sangat erat kaitannya dengan kemampuan berpikir kritis. Semakin baik kemampuan berpikir kritis siswa maka kemampuan berbahasanya pun semakin baik. Salah satu model pembelajaran yang orientasinya meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa adalah Stim-HOTS .
Penelitian ini bertujuan; (1) menguji pengaruh penerapan model pembelajaran Stim-HOTS terhadap kemampuan berpikir kritis siswa, (2) menguji pengaruh hasil belajar terhadap kemampuan berpikir kritis siswa, dan (3) menguji relevansi antara model dan hasil belajar terhadap kemampuan berpikir kritis siswa. Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasi experiment (eksperimen semu). Desain penelitian yang digunakan yaitu posttest-only nonequivalent control group design menggunakan kelas kontrol dan kelas eksperimen yang diberi perlakuan dengan menerapkan model pembelajaran Stim-HOTS . Populasi dalam penelitian yaitu seluruh peserta didik kelas VIII SMPN 13 Bontoa Maros. Sampel diambil dengan teknik simple random sampling meliputi kelas VIII C sebagai kelas kontrol sebanyak 31 orang dan kelas VIII D sebagai kelas eksperimen sebanyak 32 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan tes kemampuan berbicara, dokumentasi, dan observasi keterlaksanaan sintaks. Data kemampuan berpikir kritis yang diukur dengan memperhatikan hasil belajar siswa. Uji prasyarat analisis data menggunakan uji normalitas dan homogenitas, sedangkan uji hipotesis menggunakan uji Anova dua jalur.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa 1) pengaruh model pembelajaran Stim-HOTS dalam pembelajaran berbicara yang diterapkan pada kelas eksperimen lebih tinggi terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas VIIID SMPN 13 Bontoa Maros jika dibandingkan dengan kemampuan berpikir kritis siswa di kelas kontrol, 2) hasil belajar berbicara berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas VIIID SMPN 13 Bontoa Maros baik pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Artinya, semakin tinggi kemampuan berpikir kritis siswa maka semakin tinggi pula hasil belajar berbicaranya. Hal ini juga berlaku kebalikan, artinya semakin rendah kemampuan berpikir kritis siswa maka semakin rendah pula hasil belajar berbicaranya, dan 3) tidak terdapat relevansi antara model pembelajaran dan hasil belajar dalam mempengaruhi kemampuan berpikir kritis siswa.