EFEK PENAMBAHAN METANOL PADA PROSES PRODUKSI BIODIESEL DENGAN METODE PEMBANGKIT PLASMA TERHADAP KINERJA MESIN DAN EMISI GAS BUANG

Minyak kelapa sawit menjadi salah satu sumber energi terbarukan yang banyak dimanfaatkan sebagai sumber energi yang ramah lingkungan, salah satu bentuk pemanfaatannya adalah dengan menjadikan minyak kelapa sawit menjadi biodiesel. Akan tetapi biodiesel memiliki kekurangan dari segi kinerja yang dihasilkan kurang baik dibanding bahan bakar fosil. Penelitian ini bertujuan untuk memecahkan permasalahan dari biodiesel tersebut. Untuk meningkatkan kinerja pembakaran dan kinerja mesin yang dihasilkan bidiesel daan memaksimalkan pemanfaatan minyak kelapa sawit menjadi biodiesel. Dalam meningkatkan performa mesin diesel metode perlakuan penggunaan pelarut dalam memproduksi biodiesel mempengaruhi sifat fisik dari biodiesel yang dihasilkan. Sebuah metode pembangkit plasma dapat memberikan perlakuan yang berfungsi meningkatkan nilai kalor dari biodiesel,serta penggunaan methanol dapat mengubah nilai densitas dan viscositas serta titik nyala pada biodiesel. Dalam penelitian ini menggunakan campuran bahan bakar dexlite biodiesel hasil plasma dengan pebandingan 1: 1 yang menghasilkan biodiesel B50. Untuk mengukur performa mengunakan mesin Diesel TV1 dan gas analyzer opa 100 dengan rasio kompresi 1:18, 1:14 dan dengan pembebanan 1 kg, 3 kg 5 kg, 7 kg dan 9 kg. Hasil penelitian menunjukan bahwa daya efektif (BP) maksimum terjadi pada beban 9 kg rasio 18 dengan menggunakan pelarut 30% metanol yaitu sebesar 2,38 kW, konsumsi bahan bakar spesifik (SFC) minimum terjadi pada rasio kompresi 18 bebaan 9 dengan menggunakan pelarut 30% metanol yaitu 0,240 Kg/kWh, efisiensi volumetrik (ηvo) maksimum terjadi pada beban 9 kg rasio kompresi 14 dengan penambahan menggunakan pelarut 0% metanol yaitu sebesar 70,61%, dan efisiensi thermis (ηth) maksimum terjadi pada beban 9 kg rasio kompresi 18 dengan menggunakan pelarut 0% metanol yaitu 44,74%, penambaahan metanol padan produksi biodiesel hasil plasma dapat meningkatkan opasitas emisi gas buang.