STUDI PENGARUH PENGEKANGAN TULANGAN SPIRAL PADA LEKATAN BAMBU BULLUPERING TIPE TRAPESIUM DENGAN BETON SCC

Beton bertulang merupakan salah satu material yang paling banyak digunakan dalam industri konstruksi modern. Namun salah satu komponen penyusunnya yaitu tulangan baja berasal dari bijih besi yang keberadaannya terbatas. Selain itu sifat baja yang korosif dan harganya relatif mahal sehingga diperlukan alternatif material sebagai pengganti baja pada beton bertulang. Bambu merupakan material yang mudah dijumpai dan memiliki kekuatan tarik yang tinggi sehingga potensial menjadi subtitusi tulangan baja, namun kelemahan bambu yaitu kemampuan lekatannya dengan beton. Untuk mengatasi hal tersebut, ada beberapa hal yang bisa dilakukan seperti pemberian takikan, penggunaan beton SCC, dan penambahan sengkang spiral. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pengekangan tulangan spiral terhadap nilai kekuatan lekat bambu pada beton SCC serta pengaruh bentuk takikan sejajar dan tidak sejajar bambu pada beton normal dan beton SCC.
Metode yang digunakan adalah pengujian pull-out tulangan bambu bullupering yang ditanam pada silinder beton dimensi 150 x 300 mm dengan mutu 25 MPa. Pengujian menggunakan alat Universal Testing Machine kapasitas 1000 kN. Tulangan ditakik berbentuk trapesium posisi sejajar dan tidak sejajar pada beton normal dan beton SCC serta menggunakan tulangan spiral dan tanpa menggunakan tulangan spiral.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa penggunaan sengkang spiral dapat meningkatkan tegangan lekat antara tulangan bambu takikan trapesium terhadap beton. Nilai tegangan lekat maksimum terdapat pada variasi tulangan bambu takikan sejajar pada beton SCC menggunakan tulangan spiral yaitu sebesar 0,764 MPa. Tegangan lekat berbanding lurus dengan kekuatan tekan beton dimana penggunaan tulangan spiral sebagai sengkang dapat meningkatkan mutu beton, begitu pula dengan penggunaan beton SCC yang memiliki kemampuan menyelimuti seluruh permukaan tulangan dengan sempurna sehingga beton dapat memegang tulangan dengan baik. Takikan bambu sejajar menghasilkan tegangan lekat yang lebih tinggi daripada takikan tidak sejajar karena kedua sisi dari tulangan bambu mampu mengunci beton sehingga terjadi friksi antara bambu dan beton sedangkan pada takikan tidak sejajar hanya salah satu sisi dimana friksi hanya terjadi di salah satu sisi saja dan sisi lain tidak memiliki takikan (polos).