KINERJA SIMPANG JALAN TAK BERSINYAL DI KOTA MAKASSAR (Studi Kasus: Ruas Jl. Dr. Leimena – Jl. Baruga Raya – Jl. Inspeksi Pam – Jl. Antang Raya)

Peningkatan volume lalu lintas diakibatkan oleh peningkatan jumlah penduduk, penambahan jumlah kendaraan dan peningkatan frekuensi aktivitas perjalanan orang. Persimpangan Jalan Dr Leimena – Jalan Raya Baruga – Jalan Inspeksi PAM – Jalan Antang Raya mengalami peningkatan beban lalu lintas (traffic demand) yang sangat signifikan karena merupakan simpang yang menghubungkan wilayah Timur dan Selatan Makassar sampai ke Kab. Gowa. Penelitian ini bertujuan untuk a) menganalisis pola pergerakan dan tarikan di persimpangan, b) menganalisis kinerja simpang dan c) menyusun arahan peningkatan kinerja simpang. Metode analisis yang digunakan adalah analisis trip distribution, analisis kinerja simpang dengan MKJI dan analisis deskriptif kuantitatif. Hasil analisis menunjukkan bahwa: a) Bangkitan pergerakan lalu lintas yang mempengaruhi simpang jalan Dr. Lemeina - jalan Baruga Raya - jalan Inpeksi PAM - jalan Antang Raya sebagian besar dipengaruhi oleh pergerakan kendaraan yang menerus, lintas pusat pertumbuhan antara Kota Makassar dan Kabupaten Gowa. Berdasarkan zona perjalanan yang tertinggi berasal dari Zona 1 (Jl. Dr. Leimena) ke Zona 4 (Jl. Antang Raya) sebesar 13,3%, kemudian disusul oleh pergerakan dari Zona 3 (Jl. Bukit Baruga) ke Zona 3 (Jl. Perintis) sebesar 9,2%, b) tingkat pelayanan kinerja simpang jalan tak bersinyal didapatkan nilai derajat kejenuhan pada jam puncak pagi dan sore adalah D (>0,70 sedangkan untuk jam puncak siang memliki tingkat pelayanan E ( >0,85). dan c) peningkatan pelayanan pada simpang jalan Dr. Lemeina - Jalan Baruga Raya – Jalan Inpeksi PAM - Jalan Antang Raya adalah membuat simpang jalan bersinyal pada persimpangan dengan memperhitungkan fase hijau dan membuat pulau jalan untuk mengurangi konflik.