STUDI PERILAKU PERKUATAN BALOK BETON BERTULANG DENGAN MORTAR GEOPOLIMER DAN MATERIAL GROUTING

Struktur beton pada bangunan umumnya akan mengalami kerusakan atau penurunan kualitas, hal ini dapat diakibatkan oleh kerusakan pada balok beton bertulang yang retak, berlubang, dan spalling yang dapat menyebabkan kerusakan struktur secara keseluruhan. Permasalahan ini dapat diatasi dengan melakukan perbaikan dan perkuatan struktur pada balok. Umumnya, teknologi grouting paling sering digunakan dalam metode perbaikan dan perkuatan. Grouting menggunakan mortar dalam perbaikan dan perkuatan yang umum digunakan. Namun, mortar grouting masih menggunakan semen sebagai bahan utama yang mana seperti kita ketahui bahwa efek industri dari produksi semen menghasilkan gas CO2 yang dikenal sebagai emisi gas rumah kaca. Untuk itu, diperlukan bahan alternatif pengganti semen pada material utama penyusun mortar. Mortar geopolimer yang menggunakan fly ash yang berasal dari limbah pembakaran batu bara pada PLTU sebagai pengganti semen adalah salah satu inovasi alternatif yang menjadi salah satu solusi dalam meminimalkan penggunaan semen karena merupakan material ramah lingkungan, memiliki kadar silika tinggi, dan bersifat pozzolonic. Akan tetapi, material ini memiliki sifat getas (brittle) yang sama seperti mortar grouting dibandingkan pada beton biasa.
Penelitian ini bertujuan menganalisis perilaku lentur serta pola retak dan mode kegagalan pada balok beton bertulang yang diperkuat dengan mortar geopolimer dan mortar grouting. Metode yang digunakan bersifat eksperimental dengan variasi benda uji beton normal sebagai balok kontrol (CB), beton dengan perkuatan mortar geopolimer (GP), dan beton dengan perkuatan mortar grouting (GR). Hasil pengujian menunjukkan bahwa perkuatan balok dengan mortar grouting meningkatkan kapasitas balok dalam memikul beban lebih besar dibandingkan mortar geopolimer. Berdasarkan pola retak yang terjadi, kedua material memberikan efek retak yang lebih banyak dibandingkan beton normal, hal ini disebabkan karena sifatnya yang getas. Serta ditinjau dari mode kegagalan, balok dengan perkuatan mortar geopolimer mengalami delaminasi dan balok dengan perkuatan mortar grouting mengalami kegagalan tekan yang ditandai dengan hancurnya sisi tekan pada balok.