SAID, AHWIYAH EKAWATY (2014) Populasi Aphis glycines (Homoptera:Aphididae) yang di Aplikasi dengan Cendawan Entomopatogen, Beauveria bassiana., Trichoderma sp., Paecilomyses sp., dan Fusarium sp., pada Tanaman Kedelai di Greenhouse. Skripsi thesis, Uniniversitas Hasanuddin.
--ahwiyaheka-5333-1-14-ahwiy-0.pdf
Download (1MB)
Abstract (Abstrak)
Kutu daun kedelai (Aphis glycines Matsumura) (Homoptera : Aphididae)
adalah salah satu hama utama pada tanaman kedelai yang dapat menimbulkan
kerusakan ekonomi pada tanaman kedelai. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui efektivitas beberapa cendawan entomopatogen: Beauveria sp.,
Trichoderma sp., Paecilomyses sp., dan Fusarium sp. dalam mengendalikan kutu
daun tersebut. Kegunaan penelitian ini adalah sebagai bahan informasi dalam
upaya pengendalian hama A. glycines pada tanaman Kedelai.
Penelitian ini dilaksanakan di Greenhouse Jurusan Hama dan Penyakit
Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar yang
berlangsung dari September 2013 sampai Desember 2013.
Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan empat
perlakuan entomopatogen, yaitu: Beauveria sp., Trichoderma sp., Paecilomyses
sp., dan Fusarium sp.dan setiap perlakuan mempunyai lima ulangan. Setiap
ulangan terdiri dari satu tanaman kedelai yang ditanam pada pot (diam 15 cm)
yang ditempatkan dalam kurungan yang terbuat dari botol plastic (1,5 l). Setelah
tanaman berumur 10 hari (4-5 helai daun), 10 ekor A. glycines dewasa dilepaskan
per tanaman. Satu minngu setelah aphid ditempatkan pada tanaman kedelai dalam
kurungan botol, jumlah aphid per tanaman dihitung dengan membuka kurungan
botol tersebut kemudian disemprot dengan B. bassiana, Trichoderma sp.,
Paecilomysers sp., dan Fusarium sp., sebanyak 2 ml suspense konidia dengan
berbagai konsentrasi yaitu 10⁴, 10⁵, 10⁶, 10⁷, dan 10⁸ konidia/ml. Sebagai kontrol
adalah tanaman yang hanya disemprot dengan aquades. Pengamatan untuk
menentukan jumlah serangga yang mati karena entomopatogen dan jumlah
serangga yang hidup pada setiap tanaman dilakukan setiap 24 jam selama 7 hari
berturut-turut.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semua perlakuan entomopatogen
mampu menekan peningkatan populasi A. glycines. Keempat perlakuan
menunjukkan tingkat pertumbuhan populasi kutu aphid yang lebih rendah dan
berbeda nyata dengan pertumbuhan populasi pada kontrol (201%) 7 hari setelah
aplikasi entomopatogen. Penurunan populasi (pertumbuhan negatif) terbesar
ditemukan pada perlakuan Paecilomyces sp. (- 38.98%), diikuti oleh perlakuan
Fusarium sp. (- 4.45%). Pertumbuhan populasi pada perlakuan Beauveria sp.
dan Trichoderma sp. adalah masing-masing 7,8% and 11%. Akan tetapi
pertumbuhan populasi pada keempat perlakuan entomopatogen tersebut secara
statistik tidak berbeda nyata.
Keempat cendawan entomopatogen yang diuji menunjukkan
kecenderungan bahwa semakin tinggi populasi serangga inang, semakin tinggi
pula tingkat mortalitas serangga tersebut. Hal ini ditunjukkan oleh Nilai B (slope)
dari persamaan regressi populasi inang dan mortalitasnya yang mempunyai nilai
positif, yaitu Beauveria sp. (1,04), Trichoderma sp. (0.71), Paecilomyces sp.
(5.69), dan Fusarium sp. (1.68). Hubungan antara konsentrasi konidia dan tingkat
mortalitas serangga uji menunjukkan bahwa secara umum tingkat mortalitas
meningkat seiring dengan meningkatnya konsentrasi konidia yang diaplikasikan
pada semua entomopatogen yang dicobakan. Dengan demikian keempat
entomopatogen yang diujikan mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai
biopestisida untuk pengendalian A. glycines.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Beauveria sp., Trichoderma sp., Paecilomyses sp., Fusarium sp., Aphis glycines, dan entomopatogen. |
Subjects: | Q Science > Q Science (General) |
Divisions (Program Studi): | Fakultas Pertanian > Ilmu Hama dan Peny. Tumbuhan |
Depositing User: | sangiasseri abubakar |
Date Deposited: | 09 Mar 2023 07:26 |
Last Modified: | 09 Mar 2023 07:26 |
URI: | http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/25600 |