Supriadi, Supriadi (2022) KEANEKARAGAMAN JAMUR MAKROSKOPIS PADA HUTAN SEKUNDER DI HUTAN PENDIDIKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN DAN TAMAN NASIONAL BANTIMURUNG BULUSARAUNG. Skripsi thesis, Universitas Hasanuddin.
M011181004_skripsi_13-01-2023 cover1.png
Download (112kB) | Preview
M011181004_skripsi_13-01-2023 dp.pdf
Download (2MB)
M011181004_skripsi_13-01-2023 1-2.pdf
Download (604kB)
M011181004_skripsi_13-01-2023.pdf
Restricted to Repository staff only until 31 December 2025.
Download (3MB)
Abstract (Abstrak)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman jenis jamur makroskopis pada musim hujan dan musim kemarau pada berbagai habitat di Hutan Pendidikan Universitas Hasanuddin dan Hutan Sekunder Karaenta. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak dua periode yaitu periode musim hujan pada bulan maret dan periode musim kemarau pada bulan september. Pengambilan data dilakukan pada tiga hutan sekunder yaitu hutan sekunder Karaenta, hutan sekunder Palanro dan hutan sekunder Pinus. Jumlah sub-plot dimana dilakukan penelitian ini adalah 25 plot dengan ukuran 10 m x 10 m yang dipilih secara sistematik. Pengamatan dilakukan dengan mencatat nama jenis serta mengukur luas permukaan jamur menggunkan metode crown diameter. Hasil penelitian ini melaporkan bahwa ditemukan sebanyak 130 jenis jamur makroskopis, dimana 81 jenis ditemukan pada musim hujan dan 22 jenis ditemukan pada musim kemarau, serta 27 ditemukan pada kedua musim (hujan dan kemarau). Seratus dua puluh sembilan yang telah diidentifikasi nama ilmiahnya termasuk kedalam 13 ordo dan 37 famili. Dari ketiga lokasi penelitian, hutan sekunder Palanro merupakan tempat ditemukannya jumlah jenis jamur makroskopis terbanyak. Hal ini disebabkan karena pada hutan sekunder Palanro memiliki penutupan tajuk yang lebih rapat, sehingga intensitas cahayanya rendah yang mengakibatkan suhunya rendah dan kelembabannya menjadi tinggi dan lebih stabil. Rata-rata kelembaban tanah selama musim hujan pada ketiga lokasi penelitian adalah 95,3%, 78,5%, dan 57% secara berturut-turut pada hutan sekunder Karaenta, hutan sekunder Palanro, dan hutan Pinus. Adapun kelembaban tanah rata-sata selama musim kemarau adalah 65,3%, 73,5%, dan 28,3% secara berturut-turut pada hutan sekunder Karaenta, hutan sekunder Palanro, dan hutan sekunder Pinus. Dari rata-rata kelembaban tersebut dapat dilihat bahwa kelembaban pada hutan sekunder Palanro lebih stabil dan merupakan rentang kelembaban untuk pertumbuhan jamur optimum. Sedangkan jumlah jenis jamur paling sedikit ditemukan pada hutan sekunder Pinus, hal ini disebabkan pada hutan sekunder Pinus memiliki penutupan tajuk yang rendah karena merupakan jenis berdaun jarum, sehingga tajuknya terlihat tidak rapat dan memungkinkan intensitas sinar matahari yang mencapai lantai hutan jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan hutan karaenta dan hutan Palanro. Hal tersebut yang membuat suhunya tinggi dan kelembabannya rendah dimana kondisi tersebut yang menghambat pertumbuhan jamur.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Keanekaragaman jenis, Jamur Makroskopis, Hutan Sekunder, Musim Hujan, Musim Kemarau, Hutan Pendidikan Universitas Hasanuddin, Karaenta |
Subjects: | S Agriculture > SD Forestry |
Divisions (Program Studi): | Fakultas Kehutanan > Kehutanan |
Depositing User: | S.I.P Zohrah Djohan |
Date Deposited: | 27 Feb 2023 01:50 |
Last Modified: | 27 Feb 2023 01:50 |
URI: | http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/25334 |