ANALISIS NILAI TAMBAH PADA PENGOLAHAN KOPI BAWAKARAENG DI MASA PANDEMI COVID (STUDI KASUS PT AGROMANDIRI YAPENSA) = VALUE EDDED ANALYSIS PF BAWAKARAENG COFEE PROCESSING DURING THE COVID-19 PANDEMIC (CASE STUDY OF AGROMANDIRI YAPENSA)

Kabupaten Gowa merupakan salah satu daerah penyumbang produksi kopi di Provinsi Sulawesi Selatan. Sulawesi Selatan merupakan salah satu provinsi dengan produksi terbanyak, namun dalam beberapa tahun terakhir mengalami penurunan
akibat pandemi Covid-19, hal ini mempengaruhi harga kopi dan jumlah produksi. Namun, di tengah turunnya harga kopi dan jumlah produksi sebagian petani tetap bertahan dengan usaha taninya, melihat konsumsi kopi meningkat setiap tahunnya
sehingga beberapa industri pengolahan kopi tetap bertahan. Untuk meningkatkan nilai ekonomi kopi, diperlukan pengolahan lebih lanjut untuk menghasilkan beberapa jenis produk yang dapat dikonsumsi secara langsung. Proses pengolahan
dapat menambah nilai tambah produk dan meningkatkan umur simpan. PT Agromandiri Yapensa mengolah kopi kulit tanduk menjadi tiga produk, yaitu bean green, bean roasting dan bubuk. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pendapatan
dan nilai tambah pada pengolahan kopi kulit tanduk menjadi bean green, bean roasting dan bubuk. Pendapatan dalam satu kali produksi yang diperoleh PT Agromandiri Yapensa dari pengolahan green beans senilai Rp 121.130.000, roasting
beans senilai Rp 143.760.000 dan bubuk senilai Rp 192.780.000 serta total pendapatan dari ketiga jenis produk kopi olahan adalah Rp 457.670.000. Nilai tambah produksi kopi arabika dalam satu kali produksi dari green beans senilai Rp28.756.000, roasted beans senilai Rp18.255.000 bubuk senilai Rp44.115.000. Bean Green Rp 28.756.000/kg dengan perbandingan 23,97%, bean Roasting 18.255.000/kg dengan perbandingan 3,651% dan bubuk 44.115.000/kg dengan
perbandingan 7,115%.

Kata kunci: Nilai tambah, kopi, pandemi Covid-19