Stigma Disabilitas Netra dan Tendensi Pribadi Pengarang pada Novel Mata Kedua Karya Eko Ramaditya Adikara = The Stigma of Blind Disabilities and Author’s Personal Tendency in Eko Ramaditya Adikara’s Novel “Mata Kedua”

RISYA RIZKY NURUL QUR’ANI.Stigma Disabilitas Netra dan Tendensi Pribadi Pengarang pada Novel Mata Kedua Karya Eko Ramaditya Adikara (dibimbing oleh Inriati Lewa dan Mardi Armin).
Novel Mata Kedua karya Eko Ramaditya Adikara sebagai objek penelitian menampilkan gambaran sejumlah stigma yang terjadi dan dialami oleh penyandang disabilitas di Indonesia. Selain itu, pengarang novel tersebut merupakan seorang disabilitas netra yang tentu lebih mengetahui, memahami, dan terlibat dalam persoalan isu disabilitas sehingga novel tersebut terlihat hidup dan nyata dengan penokohan tokoh utama sebagai seorang siswa disabilitas netra. Tokoh utama dalam novel tersebut juga memperlihatkan kemampuannya dalam mematahkan stigma-stigma yang mengakar dan melekat pada seorang disabilitas netra. Penelitian ini bertujuan (1) menganalisis stigma disabilitas netra pada novel Mata Kedua karya Eko Ramaditya Adikara dan (2) menguraikan tendensi pribadi pengarang yang terefleksikan pada novel tersebut. Pendekatan yang digunakan adalah konsep stigmatisasi dari Goffman untuk mengidentifikasi proses terbentuknya stigma. Selanjutnya, bantuan pendekatan ekspresif akan menghubungkan keterkaitan persoalan dalam novel Mata Kedua dengan hal-hal yang terkait dengan pengarang sebagai pembuat karya tersebut. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan empat proses stigmatisasi yaitu: labelisasi, stereotifikasi, segregasi, dan diskriminasi yang membentuk stigma dalam cerita novel tersebut. Selain itu, terdapat lima tendensi pribadi pengarang yang terefleksikan yaitu: tendensi pengarang terhadap nama dan kondisi penyandang disabilitas netra sekolah SLB dan sekolah umum, hobi, dan kemampuan bermain game, kemampuan berbahasa Inggris, kesenangan dan kemampuan pengarang dalam bermain musik. Melalui hasil penelitian ini diharapkan masyarakat Indonesia dan para pemangku kebijakan mampu memahami dan memandang disabilitas sebagai kelompok atau individu yang menginginkan kesetaraan dan kebijakan yang adil.

Keywords : stigma, disabilitas, tendensi, ekspresif