Buloa Lama; Studi Etnografi tentang Pembentukan Ruang = Buloa Lama; the Ethnographic Study of the Formation of Space

ABDUL HAFEZ ASSAD Buloa Lama; Studi Etnografi tentang Pembentukan Ruang (dibimbing oleh Muhammad Basir dan Yahya)

Penelitian ini bertujuan mengkaji cara kelompok nelayan yang berasal dari ruang sosial-budaya Jollo memproduksi ruang sosial-budaya Buloa Lama, cara mengkonstruksinya, dan interaksi mereka sebagai warga Buloa Lama dengan Proyek Strategis Nasional - Makassar New Port.

Penelitian ini menerapkan desain penelitian etnografi. Sampel penelitian sebanyak 21 informan. Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan dan wawancara mendalam. Teknik analisa data yang digunakan adalah analisis etnografis.

Hasil penelitian menunjukkan produksi ruang sosial-budaya Buloa Lama berlangsung setelah terjadinya mobilitas dalam tahap menemukenali ruang pra Buloa Lama, dan pembentukan ruang sosial-budaya Buloa Lama, yang selanjutnya mengakibatkan perubahan lokasi menjadi tempat dalam tahap pengembangan ruang sosial-budaya Buloa Lama. Konstruksi ruang sosial-budaya Buloa Lama terjadi melalui interaksi sosial yang berlangsung di lokasi produksi perikanan, di lokasi sawakung, dan di lokasi distribusi perikanan, baik yang berlangsung dalam rentang interaksi dekat, jauh, maupun sangat jauh, dengan hasil pembentukan keterikatan di tempat dan identitas. Meskipun Proyek Strategis Nasional - Makassar New Port dibangun tepat di bagian kiri jalan masuk menuju ruang sosial-budaya Buloa Lama, warga Buloa Lama menganggap pembangunan tersebut tidak mempengaruhi pemukiman mereka, sehingga mereka tidak menilainya sebagia hal yang serius walaupun disarankan sebaiknya ada jalan menuju bangunan utama Makassar New Port, dibuat meninggi sehingga kelompok nelayan memiliki akses saat menuju ke lokasi distribusi di runag sosial-budaya Paotere, tanpa harus mengelilingi wilayah Makassar New Port. Proses produksi serta konstruksi ruang sosial-budaya Buloa Lama menunjukkan bentang-darat dalam kehidupan kelompok nelayan Buloa Lama, dan interaksi mereka dengan pembangunan merujuk pada bentang-tugas yang terbentuk melalui bentang-darat tersebut.

Keywords : kebudayaan, ruang alamiah, ruang sosial-budaya, produksi ruang sosial-budaya, konstruksi ruang sosial-budaya, Makassar New Port, mobilitas, mobilitas, lokasi, tempat, keterikatan pada tempat, bentang-darat, bentang-tugas