PROSES POLITIK PEMILIHAN KETUA DPD II PARTAI GOLKAR KOTA MAKASSAR TAHUN 2021 = THE POLITICAL PROCESS OF THE ELECTION OF THE CHAIRMAN OF DPD II GOLKAR PARTY MAKASSAR CITY IN 2021

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan mengapa Appi terpilih menjadi ketua DPD II Partai Golkar Kota Makassar serta untuk menjelaskan apakah terjadi faksionalisasi dalam pemilihan Ketua DPD II Partai Golkar Kota Makassar. Lokasi penelitian dilaksanakan di kantor Partai Golkar Makassar yang berada di Kota Makassar. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah wawancara dan dokumentasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pertama, alasan Munafri Arifuddin terpilih sebagai Ketua DPD II Partai Golkar Kota Makassar dilatar belakangi oleh popularitas Munafri Arifuddin dimata makasyarakat Kota Makassar. Dua kali mencalonkan sebagai Walikota di Pilwalkot membuat nama Munafri Arifuddin semakin dikenal oleh masyarakat Kota Makassar. selain itu, Munafri Arifuddin merupakan CEO PSM Makassar. Selain itu, dukungan elite Partai Golkar ditingkat pusat dan provinsi dalam membentuk penerbitan diskresi sebagai penggugur syarat keanggotaan partai minimal 5 tahun yang dikeluarkan langsung oleh Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dengan rekomendasi ketua DPD I Partai Golkar Sulawesi Selatan Taufan Pawe. Kedua, faksionalisasi yang melebur mendukung keterpilihan Munafri Arifuddin sebagai ketua DPD II Golkar Kota Makassar. Hingga akhirnya sebelum Musda dimulai Juniar Arge memutuskan untuk mundur dalam pencalonan. Ditambah dukungan oenuh dari 12 pemilik suara di Musda Partai Golkar Kota Makassar kepada munafri Arifuddin. Dukungan ini selain sebagai bentuk kepercayaan kepada Munafri sebagai ketua Partai Golkar Kota Makassar, dukungan ini juga sebagai langkah kader Internal Partai Golkar Kota Makassar menghindari konflik pasca Musda karena ekstremnya faksi yang ada.

Keywords : Politik, Pemilihan Ketua, Faksionalisasi