PERSEPSI PENUMPANG PEREMPUAN TERHADAP PELAYANAN ANGKUTAN UMUM DI KOTA MAKASSAR = FEMALE PASSENGER PERCEPTION ON PUBLIC TRANSPORTATION SERVICES IN MAKASSAR CITY

Kota Makassar merupakan ibu kota provinsi Sulawesi Selatan juga sebagai salah satu kota metropolitan yang berperan sebagai pusat pemerintahan, pusat perdagangan, pusat pendidikan, pusat pelayanan jasa, dan pusat lainnya. Berdasarkan BPS tahun 2020, jumlah penduduk Kota Makassar sebanyak 1.526.677 jiwa. Meningkatnya jumlah penduduk dari tahun ke tahun mempengaruhi pergerakan aktivitas yang dilakukan semakin padat, terutama masalah angkutan umum. Konsumen angkutan umum di Kota Makassar, didominasi oleh perempuan. Namun, kualitas pelayanan angkutan umum belum memenuhi kebutuhan perempuan. Laju penduduk yang meningkat tidak diimbangi dengan fasilitas angkutan umum yang memenuhi kebutuhan pengguna perempuan. Saat ini, terdapat 14 trayek angkutan pete-pete dan 4 koridor BRT yang beroperasi. Ada beberapa faktor yang menyebabkan banyak angkutan umum tidak beroperasi, yaitu kurangnya minat masyarakat karena fasilitas pelayanan yang kurang memenuhi kebutuhan penggunanya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam mengatasi permasalahan tersebut ialah melakukan peninjauan kembali terkait pelayanan angkutan umum di Kota Makassar. Dengan tujuan menentukan kriteria dan indikator pelayanan serta mengidentifikasi persepsi penumpang perempuan guna meningkatkan pelayanan angkutan umum untuk perempuan di Kota Makassar. Metode analisis data yang digunakan analisis sintesa kajian literatur, analisis komparatif, dan analisis Importance Performance Analysis. Didapatkan 7 kriteria dan 19 indikator pelayanan angkutan umum untuk perempuan, yaitu kapasitas pelayanan, keamanan, keselamatan, keterjangkauan, keteraturan, kenyamanan dan kesetaraan. Dari hasil persepsi penumpang perempuan didapatkan bahwa tidak ada indikator pelayanan angkutan umum pete-pete yang berkualitas, sedangkan pada BRT terdapat 2 indikator yang sangat berkualitas (>100%) yaitu fasilitas P3K dan fasilitas sirkulasi udara/suhu ruangan serta 1 indikator yang berkualitas (=100%) yaitu adanya tanda larangan merokok dalam angkutan. Hasil penelitian ini didapatkan belum ada indikator pelayanan angkutan pete-pete yang memenuhi kriteria pengujian, sedangkan untuk BRT terdapat 3 indikator yang sudah berkualitas. Didapatkan pula 11 indikator angkutan pete-pete dan 6 indikator BRT yang menjadi prioritas utama dan perlu ditingkatkan pelayanannya.

Keywords : Persepsi, Perempuan, Pelayanan, Angkutan Umum, Kota Makassar