Pembuktian Tindak Pidana Pemaksaan Hubungan Seksual Dalam Perkawinan Melalui Visum et Repertum

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kekuatan pembuktian pada tindak pidana pemaksaan hubungan seksual dalam perkawinan melalui visum et repertum dan dasar pertimbangan Hakim dalam menjatuhkan pidana terhadap pelaku tindak pidana pemaksaan hubungan seksual dalam perkawinan melalui visum et repertum dan alat bukti lainnya. Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif dengan menggunakan pendekatan perundang-undangan, dan pendekatan kasus. Penelitian dilaksanakan melalui studi pustaka untuk pengumpulan bahan hukum sekunder. Adapun bahan hukum primer bersumber dari putusan Pengadilan dan bahan non-hukum bersumber dari ilmu kedokteran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekuatan pembuktian Visum et repertum yang dijadikan sebagai alat bukti surat pada tindak pidana pemaksaan hubungan seksual dalam perkawinan memiliki nilai kekuatan pembuktian mutlak apabila memiliki persesuaian dengan alat bukti yang lain yaitu alat bukti keterangan saksi. Adapun pertimbangan yuridis yang digunakan oleh hakim dalam menjatuhkan pidana terhadap pelaku tindak pidana pemaksaan hubungan seksual dalam perkawinan telah sesuai berdasarkan ketentuan KUHAP yaitu dengan alat bukti keterangan saksi dan surat visum et repertum. Namun dalam pertimbangan sosiologisnya, Hakim belum memperhatikan segala aspek yang lebih luas seperti pengulangan perbuatan yang dilakukan oleh pelaku dan luka psikis yang dirasakan korban.