ANALISIS MORFOMETRIK, MERISTIK DAN DNA BARCODING IKAN PENJA (GOBI AMFIDROMUS) DI PERAIRAN SULAWESI BARAT


Nurjirana, Nurjirana (2022) ANALISIS MORFOMETRIK, MERISTIK DAN DNA BARCODING IKAN PENJA (GOBI AMFIDROMUS) DI PERAIRAN SULAWESI BARAT. Skripsi thesis, Universitas Hasanuddin.

[thumbnail of Bab I & II] Text (Bab I & II)
L013181013_disertasi_01-09-2022 BAB 1-2.pdf

Download (1MB)
[thumbnail of Cover]
Preview
Image (Cover)
L013181013_disertasi_01-09-2022 cover1.jpg

Download (259kB) | Preview
[thumbnail of Daftar Pustaka] Text (Daftar Pustaka)
L013181013_disertasi_01-09-2022 DAPUS.pdf

Download (964kB)
[thumbnail of Full text] Text (Full text)
L013181013_disertasi_01-09-2022.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (3MB)

Abstract (Abstrak)

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis-jenis ikan penja yang ada di perairan Sulawesi Barat melalui pendekatan morfometrik, meristik dan DNA barcoding, serta menentukan karakter penciri pada jenis kriptik (cryptic species) dengan sinkronisasi metode morfologi dan molekuler. Pada penelitian pendahuluan, ditemukan adanya variasi morphotype pada setiap populasi pascalarva ikan penja yang ada di perairan Sulawesi Barat dengan dominansi jenis yang berbeda-beda pada setiap musim migrasi. Pendekatan morfologi pada pascalarva ikan penja hanya dapat dibedakan berdasarkan kelompok famili dengan karakteristik penciri pada bagian sirip perut. Dilaporkan adanya periode migrasi yang berbeda-beda pada setiap lokasi dan ukuran pascalarva yang beragam yang diduga dipengaruhi oleh faktor hidrologi. Identifikasi populasi pascalarva ikan penja melalui DNA barcoding berhasil mengidentifikasi empat jenis yaitu Sicyopterus longifilis de Beaufort, 1912, Sicyopterus microcephalus (Bleeker, 1855), Sicyopterus parvei (Bleeker, 1853), dan Stiphodon semoni Weber, 1895. Identifikasi secara morfologi hanya mampu membedakan pada tingkat genus yaitu Sicyopterus atau dalam bahasa lokal disebut sebagai penja mawassar dan Stiphodon disebut sebagai penja alus. Jenis Sicyopterus mendominasi populasi pada setiap musim migrasi di perairan Sulawesi Barat. Hasil identifikasi jenis-jenis ikan penja yang dilakukan pada individu dewasa melalui pendekatan taksonomi integratif yakni sinkronisasi antara metode identifikasi secara morfologi dan molekuler tercatat sebanyak 23 jenis yang terdiri atas 11 genus (Sicyopterus, Sicyopus, Smilosicyopus, Stiphodon, Schismatogobius, Belobranchus, Awaous, Stenogobius, Glossogobius, Eleotris, dan Giuris) dan tiga famili (Gobiidae, Oxuderciidae, dan Eleotridae). Nilai jarak genetik ikan penja dari perairan Sulawesi Barat untuk membedakan antarjenis masing-masing sebesar 0,002-0,080 (Oxuderciidae), 0,002-0,081 (Gobiidae), 0,002-0,010 (Eleotridae). Sebaliknya jumlah jarak genetik ikan penja untuk membedakan antargenus masing-masing sebesar 0,111-0.152 (Oxuderciidae), 0,169-0,290 (Gobiidae), 0,124-0,206 (Eleotridae). Kisaran jumlah jarak genetik ikan penja dari perairan Sulawesi Barat termasuk dalam kategori rendah (0.010-0.099) hingga sedang (0.1-0.99). Ditemukan dua kelompok jenis kriptik dari jenis Sicyopterus dan Schismatogobius yang dapat diidentifikasi dengan karakter penciri masing-masing. Ikan penja yang didapatkan di perairan Sulawesi Barat juga terdistribusi di lokasi lainnya di perairan Indonesia, sehingga tidak ditemukan adanya jenis endemik di perairan Sulawesi Barat, namun beberapa jenis merupakan pelaporan pertama keberadaannya di perairan Sulawesi. Hasil penelitian yang didapatkan merupakan bukti konkrit bahwa ikan penja terdiri atas beragam jenis ikan gobi, sehingga ditemukan banyak variasi morphotype pada pascalarva ketika musim migrasi tiba. Terdapat beberapa faktor pembatas yang bisa mengancam kelangsungan hidup dari ikan penja yang merupakan ikan migrasi yaitu pendangkalan pada bagian muara sungai, eksploitasi berlebih pada pascalarva untuk tujuan konsumsi dan dikomersilkan, pembangunan bendungan (dam) yang tidak menyediakan jalur khusus ikan migrasi (fish way), dan kemarau panjang yang menyebabkan beberapa sungai mengalami kekeringan. Di Indonesia tercatat sebanyak 60 jenis ikan gobi amfidromus dan 22 jenis merupakan jenis endemik. Keanekaragaman jenis tertinggi ditemukan di Kawasan Wallacea yang tersebar di berbagai pulau dan kepulauan. Diperlukan penelitian lebih lanjut terkait aspek bioekologi dari berbagai jenis ikan asli dan endemik gobi amfidromus sebagai informasi pendukung dalam hal pengelolaan berkelanjutan agar tetap lestari.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Uncontrolled Keywords: gobi amfidromus, jenis kriptik, taksonomi integratif, Sulawesi Barat.
Subjects: Q Science > Q Science (General)
Divisions (Program Studi): Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan > Ilmu Kelautan
Depositing User: Andi Milu
Date Deposited: 25 Nov 2022 02:14
Last Modified: 25 Nov 2022 02:14
URI: http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/23521

Actions (login required)

View Item
View Item