Keanekaragaman Fitoplankton pada Kondisi Pasang Surut di Perairan Makassar

Pertumbuhan populasi fitoplankton di suatu Perairan pada umumnya sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor oseanografi baik secara langsung maupun tidak langsung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kelimpahan fitoplankton pada kondisi pasang surut di Pesisir Lantebung dan pelabuhan Paotere. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-Juli 2022 di Pesisir Lantebung dan pelabuhan Paotere. Pengambilan sampel dilakukan pada 2 lokasi penelitian dengan 3 kali ulangan pada waktu pasang dan surut. Volume air yang disaring yaitu 10 liter menggunakan plankton net no.25. identifikasi sampel fitoplankton dilakukan dengan bantuan mikroskop dan Sedgwick Rafter Counting Cell (SRC_Cell). Hasil penelitian ini ditemukan fitoplankton sebanyak 25 genus yang terdiri dari Kelas Bacillariophyceae, Cyanophyceae, dan Dinophyceae. Kelimpahan tertinggi ditemukan pada saat pasang di pelabuhan Paotere sebesar 2341 Sel/L dan terendah pada saat surut di Perairan Pesisir Lantebung sebesar 476 Sel/L. Kelimpahan fitoplankton dipengaruhi oleh kecepatan arus dan kekeruhan di lokasi penelitian. Kecepatan arus di Perairan Pesisir Lantebung relatif lebih tinggi dibanding kecepatan arus di pelabuhan Paotere. Sehingga mempengaruhi ketersediaan unsur nutrisi yang dimanfaatkan untuk menunjang metabolisme kehidupan fitoplankton serta siklus hidup maupun periode reproduksinya. Selain itu, nilai kekeruhan yang diperoleh di Perairan Lantebung lebih tinggi dibanding nilai kekeruhan di pelabuhan Paotere pada. Tingginya nilai kekeruhan di Perairan Pesisir Lantebung mengakibatkan kecerahan di Perairan berkurang. Rendahnya nilai kekeruhan di pelabuhan Paotere mengakibatkan tingginya kecerahan pada Perairan sehingga dapat mendorong tingginya kelimpahan fitoplankton di Perairan. Sehingga kelimpahan fitoplankton di pelabuhan Paotere relatif lebih tinggi dibanding kelimpahan fitoplankton yang ditemukan di Perairan Pesisir Lantebung.