PENYELESAIAN PERKARA PERCERAIAN YANG DIPUTUS VERSTEK (STUDI KASUS PUTUSAN PENGADILAN AGAMA ENREKANG)

Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui tentang pertimbangan hukum yang dijadikan dasar bagi hakim dalam menjatuhkan putusan verstek dalam perkara perceraian.dan untuk mengetahui akibat hukum dalam penjatuhan putusan verstek dalam perkara perceraian di Pengadilan Agama Enrekang.

Penelitian ini dilaksanakan di Pengadilan Agama Enrekang yaitu melakukan wawancara langsung dengan ketua pengadilan Agama Enrekang. hakim-hakim yang pernah terlibat langsung dalam persidangan perkara perceraian Nomor 40/Pdt.G/2008/PA.EK dan perkara Nomor. 111/Pdt.G/2008/PA.EK, serta juru sita Pengadilan Agama Enrekang. Disamping itu, peneliti juga melakukan studi kepustakaan dengan cara menelaah buku-buku, peraturan perundang-undangan,serta arsip-arsip yang terdapat pada Pengadilan Agama Enrekang yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam skripsi ini.

Temuan yang diperoleh dari penelitian ini antara lain adalah(1) Dasar Pertimbangan Hakim Pengadilan Agama Enrekang dalam mengambil suatu putusan dalam perkara perceraian yang diputus verstek tidak diatur secara khusus tentang pembebanan pembuktian. Namun untuk menghindari adanya perceraian yang tidak berdasar hukum dan tidak beralasan hukum, maka penggugat tetap dibebani pembuktian (2) Akibat hukum dari putusan verstek dalam hal perceraian pada dasarnya sama saja dengan putusan contradictoir. Dimana suami istri adalah putus karena perceraian namun yang membedakannya adalah hak-hak yang seharusnya didapatkan oleh pihak istri akibat talak sesuai dengan pasal 149 R.Bg tidak dapat diselesaikan oleh majelis hakim karena pihak termohon tidak datang kepersidangan untuk menuntut hak- haknya yang seharusnya di dapatkan dari pihak istri, begitupun hal dengan akibat hukum terhadap anak yang masih dibawah umur dan harta benda perkawinan.