PERUBAHAN PARAMETER ELEKTROKARDIOGRAM PADA PENDERITA DEFEK SEPTUM ATRIUM SEKUNDUM PASCA INTERVENSI DI RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO = POST-INTERVENTIONAL CHANGES OF ELECTROCARDIOGRAM PARAMETERS IN PATIENT WITH SECUNDUM ATRIAL SEPTAL DEFECT AT RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO


Sitorus, Andi Renata Bastario (2021) PERUBAHAN PARAMETER ELEKTROKARDIOGRAM PADA PENDERITA DEFEK SEPTUM ATRIUM SEKUNDUM PASCA INTERVENSI DI RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO = POST-INTERVENTIONAL CHANGES OF ELECTROCARDIOGRAM PARAMETERS IN PATIENT WITH SECUNDUM ATRIAL SEPTAL DEFECT AT RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO. Thesis thesis, Universitas Hasanuddin.

[thumbnail of Cover]
Preview
Image (Cover)
C165171007_tesis_11-07-2022 cover1.png

Download (195kB) | Preview
[thumbnail of Bab 1-2] Text (Bab 1-2)
C165171007_tesis_11-07-2022 1-2.pdf

Download (1MB)
[thumbnail of Dapus] Text (Dapus)
C165171007_tesis_11-07-2022 dp.pdf

Download (441kB)
[thumbnail of Full Text] Text (Full Text)
C165171007_tesis_11-07-2022.pdf
Restricted to Repository staff only until 3 November 2024.

Download (2MB)

Abstract (Abstrak)

Latar belakang : Defek Septum Atrium (DSA) Sekundum merupakan salah satu bentuk defek jantung kongenital pintasan kiri ke kanan paling sering ditemukan yang menyebabkan aliran darah berlebih pada jantung kanan dan menginduksi perubahan geometri dan kelistrikan ruang jantung kanan. Elektrokradiogram (EKG) merupakan alat pemeriksaan non-invasif yang dapat diandalkan dalam mendeteksi berbagai pola kelistrikan yang dihasilkan DSA Sekundum yang dapat memberikan petunjuk penting dalam prosedur diagnostik. Setelah dilakukan penutupan pintasan, baik secara perkutan atau pembedahan, normalisasi rasio aliran akan menginduksi reverse remodelling yang merupakan salah satu faktor prognostik penting pasca penutupan defek. Studi ini bertujuan untuk melihat adanya reverse remodelling dalam aspek kelistrikan menggunakan EKG dalam jangka singkat (< 24 jam) dan panjang ( > 6 bulan) setelah penutupan defek.
Metode : Kami melakukan skrining pada penderita DSA Sekundum yang datang ke RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo untuk dilakukan intervensi penutupan secara perkutan dan pembedahan. Setelah proses skrining, 54 subjek yang memenuhi syarat dimasukkan dalam studi ini. Data karakteristik dasar diambil dari rekam medis. Pengukuran EKG dilakukan saat penderita masuk rawat inap untuk data dasar pra-penutupan, dalam 24 jam dan 6 bulan pasca penutupan untuk data tindak lanjut. Setiap parameter EKG secara statisktik dilakukan perbandingan antara pengukuran pra-penutupan vs. < 24 jam pasca penutupan, dan pengukuran < 24 jam vs. > 6 bulan pasca penutupan menggunakan uji T berpasangan atau uji peringkat bertanda Wilcoxon.
Hasil : Dalam analisis data pra-penutupan vs. < 24 jam pasca penutupan. Terdapat penurunan signifikan pada semua parameter EKG (amplitudo gelombang P 0.19 ± 0.04 vs. 0.11 ± 0.03 mv (p<0.001), durasi gelombang P 97.78 ± 11.94 vs. 75.35 ± 13.36 ms (p<0.001), interval PR 182.89 ± 26.47 vs. 156.83 ± 21.81 ms (p<0.001), durasi QRS 112.97 ± 14.84 vs. 88.31 ± 14.43 ms (p<0.001), aksis QRS 107.94 ± 23.00 vs. 95.25 ± 24.62 ˚ (p<0.001), interval QTc 403.84 ± 30.85 vs. 396.80 ± 33.76 ms (p 0.017), amplitudo gelombang R V1 0.74 ± 0.35 vs. 0.53 ± 0.24 mv (p<0.001), tanda Crochetage 37 vs. 21 subjek (p<0.001)) kecuali gelombang T defektif (28 vs. 27 subjek (p 1.000).
Dalam analisis data < 24 jam vs. > 6 bulan pasca penutupan. Terdapat juga penurunan signifikan pada semua parameter EKG (durasi gelombang P 75.05 ± 13.82 vs. 69.46 ± 11.84 ms (p<0.001), interval PR 155.53 ± 22.82 vs. 148.30 ± 19.34 ms (p<0.001), durasi QRS 89.74 ± 14.02 vs. 85.38 ± 14.22 ms (p<0.001), aksis QRS 94.80 ± 23.57 vs. 81.26 ± 22.96 ˚ (p<0.001), interval QTc 396.22 ± 33.70 vs. 384.40 ± 37.87 ms (p 0.020), amplitudo gelombang R V1 0.51 ± 0.24 vs. 0.32 ± 0.21 mv (p<0.001), tanda Crochetage 16 vs. 9 subjek (p<0.001)) kecuali amplitudo gelombang P (0.121 ± 0.03 vs. 0.119 ± 0.03 ms (p 0.321)) dan gelombang T defektif (26 vs. 27 subjek (p 1.000).
Kesimpulan : Studi kami menunjukkan adanya reverse remodelling pada sebagian besar parameter EKG pasca penutupan DSA Sekundum kecuali gelombang T defektif pada periode jangka singkat dan amplitudo gelombang P pada periode jangka panjang.

Keywords : EKG, ASD sekundum, intervenes

Item Type: Thesis (Thesis)
Uncontrolled Keywords: EKG, ASD sekundum, intervenes
Subjects: R Medicine > R Medicine (General)
Divisions (Program Studi): Fakultas Kedokteran > PPDS - Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah
Depositing User: S.Sos Rasman -
Date Deposited: 10 Nov 2022 06:22
Last Modified: 10 Nov 2022 06:22
URI: http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/22874

Actions (login required)

View Item
View Item